Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Atasi Kelebihan Pasokan Listrik, ESDM Akan Wajibkan Industri Beli Listrik PLN

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mewajibkan industri yang memiliki pembangkit listrik beralih membeli listrik langsung dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) melalui Compressed Natural Gas (CNG) Jakabaring di Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (16/4/2021)./Antararn
Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) melalui Compressed Natural Gas (CNG) Jakabaring di Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (16/4/2021)./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk mewajibkan industri yang memiliki pembangkit listrik berbasis batu bara secara mandiri untuk beralih membeli listrik langsung dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

Rencananya kewajiban itu bakal diarahkan kepada industri yang memiliki pembangkit listrik dengan kelas di atas 3 mega watt (MW).

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan langkah itu diambil untuk memperkecil ekses atau kelebihan pasokan listrik yang dimiliki PLN di tengah upaya pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).

Dadan beralasan salah satu kendala dari realisasi investasi dan pengembangan EBT di dalam negeri berasal dari posisi pasokan listrik yang berlebih dari PLN pada tahun ini.

“Bagaimana kita dorong industri itu bergeser, industri yang punya pembangkit sendiri dan ini banyak yang kelasnya 3 MW, yang kelasnya 10 MW digeser untuk membeli atau menggunakan listrik PLN,” kata Dadan dalam Seminar Bioenergi Tingkatkan Bauran Green Energy PLN yang disiarkan daring, Kamis (30/6/2022).

Adapun inisiatif kebijakan itu berasal dari rapat pimpinan terbatas Kementerian ESDM pada Rabu (29/6/2022). Rencanannya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bersama dengan jajarannya bakal melakukan pembahasan lebih lanjut ihwal rencana peralihan pembelian listrik industri itu bersama dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Senin (4/7/2022).

Arifin, kata Dadan, memiliki keyakinan bahwa inisiatif kebijakan peralihan pembelian listrik industri itu dapat berjalan optimal. Malahan, industri disebutkan untung ketika membeli listrik dari PLN di tengah harga batu bara yang belakangan tertahan tinggi akibat sentimen perang sejak awal awal tahun ini.

“Kalau saya lihat, industri beli batu baranya pasti di atas US$70 kalau pakai 6.200, sekarang PLN membelinya di angka tersebut pak menteri meyakini ini seharusnya bisa jalan wong dia [industri] beli batu baranya lebih mahal dari pada PLN, seharusnya ini win-win,” tuturnya.

Dengan demikian, dia berharap, pengembangan EBT di dalam negeri dapat bergerak optimal seiring dengan penyerapan kelebihan pasokan listrik PLN ke industri. Apalagi, kata dia, harga bahan bakar berbasis fosil saat ini relatif mahal.

“Kami yakin di sini yang hadir penggerak EBT, sekarang harga batu bara kalau dibilang EBT mahal fosilnya murah tentu sekarang kurang tepat, harga crude sudah US$117 per barel atau naik lagi, batu bara US$320 per ton,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, PLN memperkirakan kelebihan daya atau oversupply kapasitas pembangkit listrik di Jawa-Bali akan mencapai 61 persen dari total kebutuhan, seiring dengan adanya penambahan daya 13 GW dalam beberapa tahun ke depan.

Executive Vice President of Electricity System Planning PLN Edwin Nugraha Putra menjelaskan bahwa setidaknya akan ada penambahan 12.998 MW kapasitas listrik hingga 2026.

“Ketika [pembangkit] masuk [beroperasi], maka cadangan [listrik] mencapai 61 persen. Padahal, cadangan efektif itu 30–35 persen,” katanya dalam Indo EBTKE Conex 2021, Kamis (25/11/2021).

Peningkatan cadangan listrik itu disebut sebagai akibat dari banyaknya pembangkit listrik skala besar yang akan dibangun dan akan segera beroperasi. Dari sekitar 13 GW tersebut, 3,1 GW di antaranya dibangun oleh PLN, dan 9,9 GW sisanya berasal dari independent power producer (IPP).

Dari keseluruhan pembangkit, setidaknya ada empat pembangkit PLN yang diproyeksi selesai pada tahun ini, yakni PLTA Jatigede, PLTGU Jawa Bali 1, PLTGU Muara Karang, dan PLTU Lontar 4. Sementara itu, pembangkit dari IPP, terdapat tiga pembangkit yang diperkirakan selesai konstruksi hingga akhir 2021. Seluruhnya adalah PLTU Jawa Tengah/Batang, PLTU Jawa-4/Tanjung Jati Bm dan PLTGU Jawa-1/Cilamaya.

Peningkatan kapasitas terpasang itu tidak diiringi dengan pertumbuhan permintaan yang signifikan. Dalam beberapa kesempatan, PLN menyebut perkiraan pertumbuhan permintaan daya listrik meleset dari target seiring dengan pandemi Covid-19 sejak 2020 di Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper