Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berharap PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) memaksimalkan profitabilitas usai disahkannya perdamaian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Senin (26/6/2022).
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menuturkan perdamaian PKPU bisa menjadi basis akselerasi kinerja Garuda untuk beroperasi secara efisien dan menguntungkan. Setelah PKPU ini, perlu konsisten menghadirkan berbagai inovasi dalam meningkatan daya saing di tengah outlook industri penerbangan yang semakin kompetitif.
"Apa yang telah dicapai Garuda ini tentunya kami harapkan dapat dijadikan sebagai momentum turning point untuk memastikan pencapaian profitabilitas Perusahaan berjalan optimal,” jelas Kartika yang akrab disapa Tiko, Selasa (28/6/2022).
Dia menuturkan retrukturisasi kewajiban usaha yang dijalankan, akan menjadi landasan yang solid atas fokus manajemen Garuda dalam memaksimalkan profitabilitas yang dilandasi oleh cost structure yang lebih lean.
Adapun komponen kewajiban usaha yang akan direstrukturisasi secara komprehensif turut memperhatikan business sustainability dan memperhatikan optimalisasi revenue operasi Perusahaan.
Langkah nyata restrukturisasi kewajiban tersebut terefleksikan pada sejumlah rencana terhadap fundamen beban usaha Garuda Indonesia, di antaranya melalui penurunan beban sewa pesawat, konversi kewajiban usaha menjadi ekuitas, penerbitan surat utang baru, hingga berbagai langkah strategis dalam basis kinerja operasi melalui optimalisasi jumlah armada, simplifikasi jenis armada, hingga memaksimalkan rute penerbangan dengan kinerja yang positif.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan disahkannya rencana perdamaian ini tentunya menjadi refleksi tersendiri atas optimisme seluruh stakeholder khususnya kreditur terhadap kiprah perseroan pada masa depan.
Menurutnya, dengan kesepakatan lease cost yang berhasil diperoleh secara bertahap dalam tahapan negosiasi bersama lessor, pada Mei 2022, Garuda sudah mulai membukukan profitabilitas walaupun belum kembali ke level sebelum pandemi.
“Kami berkomitmen untuk terus bertransformasi menjadi entitas bisnis yang lebih kuat, sehat dan resilient dan melakukan akselerasi pemulihan dalam 2-3 tahun ke depan," katanya.