Bisnis.com, JAKARTA - PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) menjadikan kondisi ongkos pengapalan atau freight yang tengah naik sebagai peluang untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.
Kenaikan freight juga diharapkan bisa mengerek pendapatan perusahaan yang ditargetkan tahun ini lebih tinggi menjadi US$1 miliar, dari target sebelumnya sebesar US$700 juta.
Direktur Utama SMDR Bani M. Mulia mengatakan tarif kontainer global saat ini masih tinggi dan dirasakan pada seluruh layanan kontainer yang disediakan perusahaan. Beberapa penyebab kondisi tersebut yakni sumbatan pelabuhan atau congestion port serta kemacetan di beberapa titik rantai pasok dunia.
Tidak hanya itu, perang Rusia-Ukraina yang telah berkecamuk sekitar empat bulan lamanya turut menambah kemacetan rantai pasok dunia. Alhasil, penyedia jasa pelayaran pun harus menyesuaikan dengan kondisi global yang ada.
"Dengan kondisi tersebut menjadi peluang bagi kami. Tarif tinggi ini berkontribusi positif kepada pendapatan/revenue perusahaan," terang Bani, Selasa (28/6/2022).
Untuk diketahui, jasa pelayaran yang disediakan oleh Samudera Indonesia melayani layanan seperti untuk peti kemas; tanker, bulk, dan offshore (lepas pantai) carrier; pengelolaan kapal; dan keagenan.
Baca Juga
Adanya kondisi freight yang semakin mahal mendorong Samudera Indonesia untuk menyiapkan sejumlah strategi untuk mengoptimalisasi keadaan yang ada. Misalnya, meneliti keadaan setiap layanan dan mengalihkan ke layanan yang paling berkontribusi positif.
Misalnya, saat harga batu bara tengah melambung tinggi pada Maret 2022 lalu, Bani menyebut kenaikan harga emas hitam mendorong kenaikan freight sehingga bakal menguntungkan perusahaan.
Untuk itu, sejalan dengan kenaikan freight saat ini, Bani pun menaikkan target pendapatan 2022 menjadi US$1 miliar dari sebelumnya US$700 juta.
"Sampai sejauh ini kami optimis dapat mencapai target kami di 2022," pungkasnya.