Bisnis.com, JAKARTA– Calon emiten PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) menargetkan marketing sales Rp100 miliar sepanjang tahun 2022.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Sekretaris Perusahaan PT Saraswanti Indoland Development Agung Cucun Setiawan mengatakan perolehan marketing sales pada tahun ini berasal dari proyek apartemen Tower Arjuna-Bima di Mataram City, Yogyakarta dan Villa Resort Banyu Bening di Ambarawa.
“Januari-Mei 2022, perolehan marketing sales kami sekitar Rp16 miliar dari apartemen,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (27/6/2022).
Perolehan marketing sales itu berkat kepercayaan konsumen yang tinggi atas komitmen perseroan dalam membangun proyek secara tepat waktu.
“Tower Arjuna-Bima baru akan dibangun pada semester II tahun 2022, namun berkat kepercayaan existing customers perseroan sudah berhasil menjual puluhan unit,” tuturnya.
Menurut Cucun, dari sisi pendapatan penjualan, mengingat penerapan standar akutansi PSAK 72, nilai penjualan tahun 2022 berada di kisaran Rp120 miliar.
“Pendapatan kami akan naik signifikan mulai tahun 2023 menjelang selesainya pembangunan apartemen dan rumah tapak Banyu Bening,” ucapnya.
Dia menambahkan, guna mempercepat pembangunan apartemen dan landed house, pihaknya berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2022. Dana dari initial public offering (IPO) akan dimanfaatkan untuk modal kerja.
“Salah satunya adalah untuk membangun proyek apartemen dan rumah tapak,” katanya.
Pengembang properti ini akan melepas sebanyak-banyaknya 340 juta saham atau setara 6,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Perseroan menawarkan harga saham di kisaran Rp180 hingga Rp200 per saham.
Mengutip prospektus perseroan, total dana hasil IPO yang akan dihimpun oleh perseroan diperkirakan mencapai berkisar Rp61,2 miliar hingga Rp68 miliar.
“SWID mengalami kelebihan pesanan yang cukup signifikan pada periode book building 17-23 Juni 2022,” ujarnya.
Sementara itu, perseroan berkeyakinan akan mampu membukukan peningkatan pendapatan dari sisi recurring income, yaitu pendapatan dari hotel dapat melonjak 48 persen pada tahun ini.
“Jika pendapatan hotel tahun 2021 sebesar Rp54,5 miliar, perseroan memproyeksikan terjadi kenaikan menjadi sebesar Rp86,3 miliar pada 2022,” katanya.
Keyakinan perseroan terkait adanya kenaikan 48 persen di lini recurring income ini berdasarkan kondisi pandemi Covid-19 yang semakin menurun dan diharapkan segera menjadi endemi dan selanjutnya normal.
“Keyakinan perseroan diperkuat dengan capaian year to date Mei 2022 yang jauh melampaui periode sama tahun 2021,” ucapnya.