Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Sudah Atur Siasat, Emiten Alat Berat Bakal Sulit Penuhi Permintaan

Emiten alat berat diprediksi tidak mampu memproduksi alat berat secara signifikan untuk menyamai lonjakan permintaan akibat tingginya permintaan batu bara.
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati emiten-emiten di industri alat berat sudah menyiapkan taktik untuk menyiasati tingginya permintaan, tetapi jumlah pasokan diperkirakan tetap di bawah kebutuhan pasar.

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Etot Listyono, situasi seperti itu berpotensi terjadi lantaran lonjakan kebutuhan batu bara dunia bakal berlangsung cukup lama.

"Kami melihat tingginya permintaan pasar terhadap batu bara Indonesia diperkirakan berlangsung sampai dengan tahun depan," kata Etot kepada Bisnis, Minggu (26/6/2022).

Bahkan, dia sudah memprediksi jumlah permintaan alat berat akan lebih tinggi pada 2023 dengan asumsi optimistis bahwa kebutuhan batu bara dunia, terutama dari Uni Eropa, masih besar.

Asosiasi, sambungnya, sudah menaruh proyeksi optimistis terkait dengan permintaan alat berat di Indonesia tahun depan.

Menurut data PAABI, periode Mei 2021 hingga Mei 2022 terjadi kenaikan permintaan terhadap alat berat sebesar 80 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di Tanah Air.

Sekadar informasi, beberapa negara sudah memulai transaksi pembelian batu bara, antara lain Jerman, Polandia, Italia, Spanyol, dan Belanda. Jerman menjadi negara yang sudah resmi mengajukan permintaan 150 juta ton.

Tahun ini, Etot mengatakan industri alat berat di Indonesia diperkirakan memproduksi sebanyak 20.000 unit untuk memenuhi permintaan pasar. Sebanyak 40 persen di antaranya, atau kurang lebih 8.000 unit, khusus untuk sektor batu bara.

Menurut data PAABI, periode Mei 2021 hingga Mei 2022 terjadi kenaikan permintaan terhadap alat berat sebesar 80 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di Tanah Air.

Sebelumnya, PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) sudah menyiapkan beberapa taktik. Sekretaris Perusahaan Corp Planning & SMO HEXA Listiana mengatakan setidaknya emiten tersebut memiliki tiga strategi.

Pertama, HEXA memperbaiki peralatan yang sudah ada serta melakukan upgrade model unit melalui dana yang diperoleh dari perusahaan kostumer, yakni Hitachi dari Jepang.

"Langkah itu diambil demi memastikan ketersediaan equipment terbaru Hitachi secara berkelanjutan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan terhadap alat berat," kata Listiana kepada Bisnis, Minggu (26/6/2022).

Kedua, penukaran peralatan tua dengan yang baru. Ketiga, menjual atau menyewakan unit rakit ulang tersertifikasi untuk sementara waktu sembari menunggu datangnya equipment anyar.

Selain itu, HEXA tetap membuka opsi menjual ataupun menyewakan alat berat untuk kostumer tertentu, khususnya perusahaan yang memerlukan excavator untuk penambangan selain batu bara, seperti nikel, emas, dan non pertambangan seperti konstruksi.

Pada perkembangan lain, induk usaha PT Trakindo Utama, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) juga menyiapkan sejumlah taktik sebagai strategi perusahaan mengamankan ketersediaan alat berat.

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengatakan 2 opsi yang diambil perusahaan untuk mengantisipasi situasi tersebut, antara lain pembelian dan rental unit.

"Kami membuka semua opsi: beli, rental dan semua opsi yang tersedia untuk memeroleh alat berat. Termasuk, rental dari luar negeri sudah kami coba," kata Adrian kepada Bisnis.

Strategi tersebut, kata Adrian, diambil menyusul perkiraan bahwa pengadaan alat berat ABMM tahun ini meningkat 20 persen dari kapasitas normal tahunan sebanyak 650 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper