Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jerman Aktifkan Pembangkit Listrik Batu Bara, Analis: Hanya Bersifat Sementara

Germanwatch mengatakan manuver pemerintah Jerman untuk meningkatkan konsumsi batu bara tidak dapat dilihat sebagai kemunduran yang serius pada upaya transisi energi bersih mendatang.
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah analis menilai manuver Jerman untuk kembali menggunakan bahan bakar berbasis batu bara setelah Rusia memangkas aliran gas mereka sebesar 40 persen dari pipa Nord Stream 1 hanya bersifat sementara.

Jerman dinilai tetap berkomitmen untuk mempercepat bauran energi terbarukan hingga 80 persen di 2030 mendatang.

Direktur Kebijakan Germanwatch mengatakan manuver pemerintah Jerman untuk meningkatkan konsumsi batu bara tidak dapat dilihat sebagai kemunduran yang serius pada upaya transisi energi bersih mendatang.

Direktur Kebijakan dari organisasi think tank Germanwatch Christoph Bals mengatakan tidak tampak keraguan sama sekali bagi Pemerintah Jerman saat ini untuk segera meninggalkan batu bara sesuai dengan UU.

“Pemerintah Jerman hanya berpikir bahwa cadangan untuk 2 hingga 3 tahun ke depan dalam situasi Jerman memiliki kekurangan pasokan gas yang ekstrem dan musim dingin yang sangat dingin, pembangkit listrik tenaga batu bara itu akan digunakan untuk sementara,” kata Bals melalui siaran pers, Sabtu (25/6/2022).

Pemerintah Jerman sebelumnya diketahui sedang menyiapkan rancangan UU Pemeliharaan Pembangkit Listrik Pengganti yang membuat sebagian kalangan kebingungan. UU itu telah disahkan melalui kabinet pada 8 Juni 2022 dan akan dilakukan pemungutan suara di parlemen pada tanggal 8 Juli 2022 mendatang.

Gagasan undang-undang tersebut adalah untuk mengganti cadangan gas dengan pembangkit listrik yang ada yakni batu bara untuk jangka waktu terbatas hingga 31 Maret 2024. Jerman memperluas pasokan listrik batu bara kritisnya dari 6 GW menjadi 10 GW pada waktunya untuk musim dingin.

“Tetapi tidak ada rencana sama sekali di pemerintah saat ini untuk meragukan kebijakan phase out dari batu bara,” kata Bals.

Senada dengan Bals, Analis Utama dari lembaga think tank Ember yang berbasis di Inggris Dave Jones menerangkan transisi energi bersih bakal terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Sekalipun ada peningkatan listrik tenaga batu bara dalam jangka pendek jika Putin terus memotong gas Eropa.

“Sebagian besar negara di Eropa menggandakan transisi energi listrik mereka, dengan tarif pembangunan baru dan sangat ambisius yang ditetapkan dekade ini untuk pembangkit tenaga angin dan matahari, yang tidak diragukan lagi akan menghasilkan penurunan emisi CO2 yang lebih cepat,” kata Dave.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jerman dan Austria memilih untuk kembali menggunakan bahan bakar berbasis batu bara untuk menjamin pasokan gas setelah Rusia memangkas alirannya ke negara Eropa.

Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck mengumumkan kebijakan untuk memanaskan pembangkit listrik bertenaga fosil yang menandakan kemunduran terhadap upaya Eropa untuk mengatasi perubahan iklim.

Salah satu isi paket kebijakan yang diumumkan pada Minggu itu termasuk insentif bagi industri untuk mengurangi konsumsi. Pemerintah juga akan menawarkan pinjaman yang akan difasilitasi oleh bank KfW yang menjamin injeksi gas pada penyimpanan.

"Keamanan pasokan saat ini masih terjaga. Namun, situasi menjadi serius. Konsumsi gas akan turun lebih jauh, perlu lebih banyak gas masuk fasilitas penyimpanan, jika tidak situasinya akan semakin ketat pada musim dingin," ujar Habeck seperti dikutip Bloomberg pada Senin (20/6/2022).

Selain Jerman, Austria juga telah mengumumkan pembukaan kembali pembangkit listrik batu bara yang sebelumnya telah ditutup, seperti dilaporkan oleh Deutsche Welle.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper