Bisnis.com, JAKARTA - Netflix kembali melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 300 karyawan tambahan atau sebesar 3 persen dari total pegawai.
Ini menandakan bahwa Netlix, perusahaan terbesar yang menyediakan layanan streaming online, telah mencapai putaran terakhir dalam kasus pemecatan terhadap karyawannya.
Dilansir dari holywoodreporter.com, (23/6/2022) diketahui bahwa Reed Hastings dan Ted Sarandos, kedua CEO Netlix telah memberikan sebuah penjelasan lewat sebuah catatan yang dikirimkan kepada Juru bicaranya.
"Tentu, saya dan Ted menyesal. Karena, kami tidak mengetahuinya lebih awal bahwa pertumbuhan pendapatan perusahaan ini terus melambat, sebab dengan begitu, kami akan menyesuakan bisnis secara bertahap," ujar Juru Bicara Netflix sambil membacakan catatan yang ada.
Pihak Netflix menyatakan, sekitar 216 staf dari karyawan yang terkena PHK berbasis di Amerika Serikat, nyatanya membuat kebijakan ini juga berdampak ke 30 karyawan di wilayah Asia Pasifik, 53 di Eropa, Timur Tengah dan Afrika; dan 17 karyawan di Amerika Latin.
“Kami tahu PHK putaran kedua ini sangat menyulitkan setiap orang. Pastinya, kondisi ini penuh kecemasan dan ketidakpastian. Kami berencana mengembalikannya pada situasi bisnis yang normal," imbuhnya.
Saat mengurangi di beberapa area, Netflix juga terus berinvestasi dengan jumlah yang signifikan terkait konten dan orang-orang kami. elama 18 bulan ke depan, basis karyawan kami berencana untuk tumbuh lebih dari 1.500 menjadi 11.500.
Juru bicara mengatakan bahwa penyebab Netflix melakukan PHK karyawan untuk menyesuaikan biaya operasional atas perlambatan pertumbuhan pendapatan.
Diketahui, pada bulan Mei, Netflix memang memberhentikan sekitar 150 staf bukan karena adanya “penurunan kinerja individu”. Namun, perusahaan yang berbasis di AS tersebut mengakui adanya perlambatan pertumbuhan pendapatan.
Departemen Pengembangan Ketenagakerjaan California pun melaporkan bahwa ada 106 karyawan yang terdampak dan berbasis di kantor Netflix di Los Angeles. Adapun, selain karyawan tetap dan bagian animasi, Netflix juga memberhentikan lusinan kontraktor yang bekerja di media sosial dan saluran penerbitan perusahaan, termasuk karyawan yang berada di bawah identitas Strong Black Lead, Con Todo, Most and Netflix Golden.
Sebelumnya pada April, Netflix juga merumahkan sebagian dari tim redaksi Tudum, unit bisnis media Netflix yang baru diluncurkan pada Desember 2021 untuk memasarkan dan memproduksi konten digital seperti Bridgerton, Stranger Things, Love Is Blind, dan Selling Sunset.
Langkah ini dilakukan saat Netflix terus bergulat dan merespon persaingan streaming yang semakin sulit. Pasalnya, Netflix harus bersaing dengan raksasa teknologi seperti Amazon Prime Video dan Apple TV+ serta platform konglomerat studio seperti Disney+, Hulu, Paramount+, HBO Max, dan Discovery+.
Terakhir kali Netflix mengungkapkan bahwa mereka kehilangan pelanggan pada akhir 2011, dan selama beberapa dekade terakhir. Padahal, Netflix telah dilihat sebagai industri yang sukses memimpin layanan streaming
Sayangnya, pada 19 April, Netflix mengungkapkan bahwa mereka telah kehilangan 200.000 pelanggan pada kuartal I/2022, jauh di bawah ekspektasi penambahan dari pelanggannya sendiri.
Hingga kini, streamer yang memiliki sekitar 222 juta pelanggan secara global, juga memberikan perkiraan kian rendah untuk kuartal berikutnya, dengan mengatakan sedang bersiap untuk kehilangan 2 juta pelanggan lagi, dengan terus mencari cara bagaimana mengendalikan biaya dan menghidupkan kembali pertumbuhan pelanggan.
Ketika ditanya tentang pendapatan tentang pengeluaran konten sekitar US$18 miliar untuk tahun ini, Sarandos berkata pihaknya akan terus meningkatkan pengeluaran konten dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Bidik Pertumbuhan
CFO Spencer Neumann menambahkan bahwa Netflix "menarik kembali" pada "pertumbuhan pembelanjaannya di seluruh pembelanjaan konten dan non-konten" sambil "masih meningkatkan pembelanjaan Netflix dan terus berinvestasi secara agresif,"
Netlix juga juga mengatakan sedang berupaya mencari cara untuk menindak pembagian kata sandi atau password sharing. Mereka mencatat bahwa 100 juta rumah tangga saling berbagi layanan tersebut. Dan itu telah mengisyaratkan ekspansi agresif di luar model bisnis langganan intinya dengan memperkenalkan game seluler.
Strategi ini termasuk adaptasi dari serinya sendiri seperti The Queen's Gambit dan Money Heist — serta rencana untuk tingkat yang lebih murah sambil didukung dengan iklan.
Adapun, paket berlangganan dasar Netflix saat ini US$9,99 sedangkan tingkat standar sebesar US$15,49.
“Kami telah meninggalkan segmen pelanggan besar, yaitu orang-orang yang mengatakan, 'Hei, Netflix terlalu mahal untuk saya dan saya tidak keberatan dengan iklan,'” ucap Sarando pada panel 23 Juni di Cannes Lions bersama Kara Swisher.
Sejak 3 Januari, hari pertama perdagangan pada 2022, saham raksasa streaming itu telah turun sekitar 70, dari US$597,37 per saham menjadi US$177,39 per saham pada 23 Juni.
Pada 14 Juni, layanan tersebut menerima penurunan peringkat saham dari analis Benchmark Matthew Harrigan, dengan menjatuhkan perusahaan dari "hold" menjadi "buy" dengan target harga US$157.
Beberapa hari sebelumnya, analis Goldman Sachs Eric Sheridan menurunkan peringkat perusahaan dari "netral" menjadi "buy" dan memangkas target harganya untuk perusahaan dari US$265 menjadi US$186.