Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kata Pengamat Soal Delay Super Air Jet

Pemerhati penerbangan merespons soal keputusan pilot terkait dengan delay Super Air Jet.
Kru kabin Super Air Jet. /Dok. Istimewa
Kru kabin Super Air Jet. /Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Keputusan pilot pesawat Super Air Jet tipe Airbus 320-200 PK-SJD untuk menunda penerbangan rute Bandara Internasional Yogyakarta Kulon Progo (YIA) tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (17/6/2022), dinilai sudah tepat.

Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (APJAPI) Alvin Lie mengatakan penundaan penerbangan IU-219 rute Yogyakarta tujuan Jakarta itu tidak bisa disamakan dengan delay pada umumnya. Karena, masalah teknis baru muncul dan terdeteksi ketika penumpang sudah naik pesawat dan mesin pesawat sudah dihidupkan.

Oleh karena itu, Alvin mengatakan langkah pilot untuk menunda pesawat lepas landas merupakan hal yang tepat. Karena, pilot dinilai tidak mengambil risiko dan mengutamakan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap indikator tidak ketidaknormalan pada pesawat.

"Dalam hal ini saya menilai langkah pilot sudah tepat untuk tidak mengambil risiko yaitu menunda keberangkatan sambil diperiksa," kata Alvin, Senin (20/6/2022).

Terkait dengan kompensasi, Alvin menyampaikan bahwa kompensasi bagi maskapai penerbangan yang mengalami delay sudah diatur oleh pemerintah. Misalnya, penumpang penerbangan yang mengalami delay pada penerbangan IU-319 rute Yogyakarta-Jakarta itu bisa diberikan kompensasi berbentuk minuman dan makanan berat (heavy meal).

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No.89/2015 tentang Penanganan Keterlambatan Penerbangan (delay management), keterlambatan penerbangan pada badan usaha angkutan udara niaga berjadwal terdiri dari keterlambatan penerbangan (flight delayed), tidak terangkutnya penumpang dengan alasan kapasitas pesawat udara (denied boarding passenger), dan pembatalan penerbangan (cancellation of flight).

Kemudian, pasal 3 Permenhub No. 89/2015 juga memperjelas terkait dengan kelompok keterlambatan penerbangan yang diklasifikasikan menjadi 6 kategori keterlambatan.

Ke depan, Alvin mendorong agar maskapai bisa memastikan pesawar sudah dalam kondisi normal sebelum mesin dihidupkan. Namun, Alvin menyebut awak pesawat harus bisa memperbaiki keterampilan komunikasi pada saat muncul indikator tidak normal seperti kondisi kasus penerbangan Yogyakarta-Jakarta pekan lalu.

"Apa yang harus diperbaiki adalah keterampilan komunikasi awak kabin dalam menjelaskan penumpang apa yang terjadi dan tentu dalam menenangkan penumpang," kata Alvin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper