Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Program Kartu Prakerja berhasil mendorong inklusi keuangan, mengurangi ketimpangan dan pengangguran, bahkan turut mendorong pemberdayaan perempuan.
“Kartu Prakerja menjangkau sebanyak 56 persen penerima manfaat yang tinggal di desa, 49 persen penerima manfaat adalah perempuan, dan sekitar 3 persen dari penerima manfaat merupakan penyandang disabilitas,” katanya di acara Silaturahmi dengan Alumni Program Kartu Prakerja, Jumat (17/6/2022).
Airlangga menambahkan, keberhasilan Program Kartu Prakerja bahkan menuai banyak tanggapan positif dari banyak forum internasional.
“Dalam pertemuan Unesco tadi malam di Marrakech, Maroko, mereka mencari jalan untuk menghadapi tantangan the future of works terkait dengan transformasi digital, green economy yang membutuhkan tenaga dan adult lifelong learning. Dari hampir seluruh negara yang memaparkan, Program Kartu Prakerja adalah program yang paling siap dan sudah operasional,” jelasnya.
Program Kartu Prakerja sendiri, imbuh Airlangga, telah mendapatkan apresiasi dari berbagai lembaga baik di dalam maupun dari luar negeri, antara lain dari Bank Dunia, ADB, UNDP, UNESCO, dan UNESCAP. Selain itu, para peneliti dari The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL), Presisi Indonesia, dan Bank Dunia.
Selain itu, TNP2K telah menemukan bukti ilmiah dampak positif Program Kartu Prakerja. Survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, Cyrus, lembaga riset IPSOS dan pusat studi CSIS juga menunjukkan hasil senada.
Baca Juga
Menko menjelaskan, Program Kartu Prakerja terbukti memberikan dampak positif bagi penerima program dan mampu mentransformasi postur pasar kerja di Indonesia.
Hasil survei evaluasi sejak 2020 hingga 2022 telah membuktikan bahwa 30 persen penerima Kartu Prakerja, yang sebelumnya menganggur, kini telah bekerja atau berwirausaha.
"Dapat kami sampaikan bahwa Kartu Prakerja merupakan salah satu program Government to People (G to P) paling masif yang ada, dibandingkan dengan yang pernah dilakukan oleh negara-negara lain," kata dia.