Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara G20 menegaskan komitmennya untuk memperkuat arsitektur dan ketahanan sistem keuangan internasional, terlebih di tengah peningkatan berbagai risiko global.
Hal ini dikemukakan dalam pertemuan keempat G20 International Financial Architecture Working Group (IFAWG) yang diselenggarakan oleh Presidensi G20 Indonesia, diwakili oleh Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan pada 16-17 Juni 2022 secara daring dan luring di Bali.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa upaya tersebut diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi di tengah dinamika perekonomian global, termasuk kondisi geopolitik yang berimplikasi pada kenaikan harga-harga komoditas dan energi serta pengetatan likuiditas global.
“Di samping itu, negara-negara G20 mendiskusikan upaya untuk memperkuat dukungan bagi negara miskin dan rentan, terutama dalam mengatasi pandemi dan mendorong pemulihan ekonomi guna dapat tumbuh secara berkelanjutan dan inklusif.,” katanya dalam siaran pers, Sabtu (18/6/2022).
Dalam kaitan tersebut, Erwin menjelaskan bahwa negara-negara G20 mendorong peningkatan kerja sama dan sinergi antarmitra pembangunan (Multilateral Development Banks) dan lembaga keuangan internasional seperti World Bank, Asian Development Bank, IMF dan OECD.
Kerja sama dan sinergi itu dibutuhkan guna memastikan ketahanan perekonomian global dan memastikan complementarity dari berbagai program ataupun rekomendasi kebijakan yang ditujukan kepada negara-negara yang membutuhkan.
Baca Juga
Adapun, kegiatan tersebut merupakan pertemuan keempat dari total lima rangkaian IFAWG yang direncanakan pada 2022 di bawah Presidensi G20 Indonesia.
Selanjutnya, hasil pembahasan IFAWG akan dilaporkan untuk mendapatkan arahan lebih lanjut dari Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 pada pertemuan FMCBG 15-16 Juli 2022 mendatang di Bali.
Selain pertemuan kelompok kerja, diselenggarakan pula seminar IFAWG mengenai pemanfaatan Central Bank Digital Currency (CBDC) termasuk peluang dan tantangannya terhadap makroekonomi-keuangan dan sistem moneter internasional.
Seminar bertajuk ‘The Macro-Financial Implications of CBDC’ menghadirkan narasumber dari bank sentral, organisasi internasional, dan akademisi untuk membahas respon kebijakan dan opsi desain yang dapat memaksimalkan manfaat CBDC.
Seminar tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman anggota G20 atas perkembangan teknologi di sektor keuangan, khususnya CBDC, dan implikasi yang perlu menjadi perhatian otoritas, diantaranya terkait efektivitas kebijakan moneter, efek rambatan dan juga aliran modal.