Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspada! Ini 5 Pengaruh Kenaikan Suku Bunga The Fed di Asia

Pasar akan semakin tertekan dengan risiko aksi penjualan seiring dengan keputusan The Fed dan kemungkinan pertumbuhan yang melambat serta tingkat pengangguran yang menanjak. Berikut ini risiko yang patut diwaspadai di Asia.
Chairman Federal Reserve AS Jerome Powell dalam pengumuman resmi Dewan Gubernur The Fed di Eisenhower Executive Office Building, Washington, Selasa (22/11/2021)/ Bloomberg -  Samuel Corum
Chairman Federal Reserve AS Jerome Powell dalam pengumuman resmi Dewan Gubernur The Fed di Eisenhower Executive Office Building, Washington, Selasa (22/11/2021)/ Bloomberg - Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA - Para trader di Asia langsung bereaksi terhadap kenaikan suku bunga The Fed yang mencapai 75 basis poin pada Rabu, yang tertinggi sejak hampir tiga dekade.

Pasar akan semakin tertekan dengan risiko aksi penjualan seiring dengan keputusan The Fed dan kemungkinan pertumbuhan yang melambat serta tingkat pengangguran yang menanjak.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (16/6/2022), berikut adalah lima pengaruh kenaikan suku bunga The Fed di Asia:

1. Pelemahan yen

Yen tertekan terhadap dolar AS hingga ke level terendah dalam 24 tahun lantaran sikap The Fed yang hawkish dan Bank of Japan yang cenderung longgar.

Yen menguat setelah pertemuan The Fed karena imbal hasil Treasury merosot, dan berada di 134,17 per dolar pada pukul 7.41 pagi pada Kamis waktu Tokyo.

Namun, keputusan BOJ pada Jumat dapat berakibat pada volatilitas seiring dengan kebijakan moneter super longgar Jepang yang semakin terisolasi.

2. Saham teknologi asal Asia

Saham perusahaan raksasa internet asal China volatil dan sensitif terhadap sentimen risiko. Lockdown di negara itu dan tekanan regulator telah meningkatkan kekhawatiran investor terhadap pendapatan.

Kenaikan suku bunga The Fed akan membuat saham teknologi asal Asia semakin rentan.

3. Surat utang pemerintah Jepang

Bank of Japan berupaya untuk meyakinkan pasar untuk membatasi imbal hasil hingga 0,25 persen meskipun bank sentral AS mengerek suku bunganya.

Surat utang 10 tahun menurun dengan penurunan terbesar sejak 2013, dengan aksi jual yang berkelanjutan setelah BOJ menggenjot pembelian obligasi.

Penurunan imbal hasil surat utang AS akan memberikan kelonggaran, tetapi harga berjangka meningkat lantaran dana lindung nilai bertaruh pada perubahan kebijakan.

4. Aksi jual di negara berkembang

Pasar saham bisa menangkap momentum setelah dolar melemah semalam dan saham China melawan kekalahan baru-baru ini.

Taiwan, Korea Selatan, dan India yang padat teknologi dapat melihat beberapa investor kembali setelah dana asing terjual lebih dari US$70 miliar pada tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

5. Surat utang Indonesia

Selain itu, investor juga akan melirik obligasi asal Indonesia yang termasuk paling berisiko di Asia dan yang paling sensitif terhadap pergolakan suku bunga AS.

Imbal hasil surat utang negara 5 tahun telah naik lebih dari 30 basis poin pada pekan ini seiring dengan persiapan untuk pukulan ganda dari kenaikan Fed dan kemungkinan Bank Indonesia yang mengikuti pada pekan depan.

Obligasi Indonesia termasuk yang berkinerja terburuk di Asia dengan penurunan agregat 2,1 persen sejauh bulan ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper