Bisnis.com, JAKARTA - Para trader di Asia langsung bereaksi terhadap kenaikan suku bunga The Fed yang mencapai 75 basis poin pada Rabu, yang tertinggi sejak hampir tiga dekade.
Pasar akan semakin tertekan dengan risiko aksi penjualan seiring dengan keputusan The Fed dan kemungkinan pertumbuhan yang melambat serta tingkat pengangguran yang menanjak.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (16/6/2022), berikut adalah lima pengaruh kenaikan suku bunga The Fed di Asia:
1. Pelemahan yen
Yen tertekan terhadap dolar AS hingga ke level terendah dalam 24 tahun lantaran sikap The Fed yang hawkish dan Bank of Japan yang cenderung longgar.
Yen menguat setelah pertemuan The Fed karena imbal hasil Treasury merosot, dan berada di 134,17 per dolar pada pukul 7.41 pagi pada Kamis waktu Tokyo.
Baca Juga
Namun, keputusan BOJ pada Jumat dapat berakibat pada volatilitas seiring dengan kebijakan moneter super longgar Jepang yang semakin terisolasi.
2. Saham teknologi asal Asia
Saham perusahaan raksasa internet asal China volatil dan sensitif terhadap sentimen risiko. Lockdown di negara itu dan tekanan regulator telah meningkatkan kekhawatiran investor terhadap pendapatan.
Kenaikan suku bunga The Fed akan membuat saham teknologi asal Asia semakin rentan.
3. Surat utang pemerintah Jepang
Bank of Japan berupaya untuk meyakinkan pasar untuk membatasi imbal hasil hingga 0,25 persen meskipun bank sentral AS mengerek suku bunganya.
Surat utang 10 tahun menurun dengan penurunan terbesar sejak 2013, dengan aksi jual yang berkelanjutan setelah BOJ menggenjot pembelian obligasi.
Penurunan imbal hasil surat utang AS akan memberikan kelonggaran, tetapi harga berjangka meningkat lantaran dana lindung nilai bertaruh pada perubahan kebijakan.
4. Aksi jual di negara berkembang
Pasar saham bisa menangkap momentum setelah dolar melemah semalam dan saham China melawan kekalahan baru-baru ini.
Taiwan, Korea Selatan, dan India yang padat teknologi dapat melihat beberapa investor kembali setelah dana asing terjual lebih dari US$70 miliar pada tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
5. Surat utang Indonesia
Selain itu, investor juga akan melirik obligasi asal Indonesia yang termasuk paling berisiko di Asia dan yang paling sensitif terhadap pergolakan suku bunga AS.
Imbal hasil surat utang negara 5 tahun telah naik lebih dari 30 basis poin pada pekan ini seiring dengan persiapan untuk pukulan ganda dari kenaikan Fed dan kemungkinan Bank Indonesia yang mengikuti pada pekan depan.
Obligasi Indonesia termasuk yang berkinerja terburuk di Asia dengan penurunan agregat 2,1 persen sejauh bulan ini.