Bisnis.com, JAKARTA — PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan produksi minyak dan gas (Migas) mencapai 127 million barrel of equivalent per day (MBOEPD) atau naik 26 persen secara tahunan selama periode Kuartal I/2022. Torehan itu turut diiringi dengan penyelesaian akuisisi Corridor pada Maret 2022 lalu.
Adapun, performa produksi emiten minyak dan gas dengan kode saham MEDC ini berada di angka 184 MBOEPD dengan biaya produksi sebesar US$8 per barel.
“Saya sangat senang dengan catatan kinerja kuartal pertama 2022, hal ini membuktikan bahwa strategi perseroan berjalan dengan baik,” kata Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk. melalui siaran pers, Kamis (16/6/2022).
MEDC menyisihkan belanja modal Migas untuk pengembangan proyek di sejumlah wilayah kerja mencapai US$36 juta hingga akhir 2023. Perinciannya, pengembangan gas pertama di proyek PSC South Natuna Sea Block B, Lapangan Hiu, Lapangan Bronang dan proyek Belida Extension. Selain itu, terdapat pengembangan proyek minyak pertama di lapangan Forel yang diharapkan rampung pada kuartal IV/2023.
MEDC mencetak laba bersih atau yang bisa diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$90,03 juta hingga kuartal I/2022, di mana ketiga segmen usaha minyak dan gas, ketenagalistrikan, dan tambang membukukan laba. Jumlah ini melesat dari capaian pada tahun sebelumnya yang hanya US$5,11 juta.
Selain itu, Medco mencatatkan EBITDA sebesar US$313 juta, atau naik lebih dari dua kali lipat secara year on year (yoy). Hal ini didukung oleh kenaikan harga minyak yang rata-rata US$100 per barel atau 70 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya US$59 per barel, dan harga penjualan rata-rata gas seharga US$7,7 per mmbtu, 35 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya US$5,7 per mmbtu.
Baca Juga
Selanjutnya, sepanjang kuartal pertama 2022, MEDC mengalirkan belanja modal atau capex sebesar US$42 juta dengan kas dan setara kas sebesar US$537 juta.
MEDC juga masih memiliki utang konsolidasi sebesar US$3,3 miliar, dan utang restricted group sebesar US$2,9 miliar. Adapun, utang bersih Perseroan US$2,5 miliar dan utang bersih terhadap EBITDA 2,1 kali.