Bisnis.com, JAKARTA - Produsen pupuk PT Saraswati Anugerah Makmur Tbk. [SAMF] sudah menyiapkan strategi guna mengantisipasi lonjakan harga bahan baku pupuk akibat situasi geopolitik internasional.
Direktur Utama PT Saraswati Anugerah Makmur Tbk. [SAMF] Yahya Taufik mengatakan perusahaan meminta tambahan modal kerja untuk menjamin ketersediaan bahan baku pupuk.
"Februari 2022 kami sudah tanda tangan penambahan modal kerja sekitar Rp650 miliar untuk menjamin ketersediaan bahan baku, supaya ada kemampuan importasi," ujar Yahya dalam acara public exposed perusahaan, Rabu (15/6/2022).
Saat ini, berdasarkan informasi dari PT Pupuk Indonesia (Persero) harga normal dari bahan baku pupuk NPK berkisar US$400 per ton. Namun, pada awal 2022 harga tersebut melonjak hingga US$1.200 per ton.
Adapun, pasokan bahan baku pupuk global, yakni malium atau potasium, sebanyak 30 persen dipasok dari Rusia dan Belarusia yang saat ini melakukan moratorium komoditas tersebut.
Indonesia sangat bergantung kepada bahan baku pupuk majemuk atau NPK (nitrogen atau urea, phospate, dan kalium atau potasium). Untuk jenis urea, pasokannya dapat dipenuhi dari dalam negeri.
Baca Juga
Namun, untuk jenis phospate Indonesia dikatakan belum memproduksi dalam jumlah yang signifikan dan bergantung kepada pemasok besar seperti China dan negara di Timur Tengah, salah satunya Yordania.
Mengantisipasi kondisi itu, Indonesia saat ini mengimpor bahan baku pupuk dari Yordania. Selain Yordania, bahan baku pupuk di dalam negeri juga diimpor dari Malaysia.