Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Larang Ekspor CPO, Neraca Dagang Mei 2022 Surplus US$2,9 Miliar

Surplus pada bulan Mei ini jauh lebih rendah dari surplus bulanan pada April 2022, sebesar US$7,56 miliar. Ini merupakan surplus beruntun dalam 25 bulan terakhir.
Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik. Tangkapan layar saat acara rilis berita resmi statistik BPS secara virtual, Selasa (1/12/2020) /Bisnis-Ropesta Sitorus
Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik. Tangkapan layar saat acara rilis berita resmi statistik BPS secara virtual, Selasa (1/12/2020) /Bisnis-Ropesta Sitorus

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia Mei 2022 mengalami surplus US$2,9 miliar.

Surplus ini jauh lebih rendah dari surplus bulanan pada April 2022, sebesar US$7,56 miliar. Ini merupakan surplus beruntun dalam 25 bulan terakhir.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto mengungkapkan bahwa penyumbang surplus terbesar bahan bakar mineral, besi dan baja, serta lemak hewan dan nabati

Nilai ekspor Indonesia Mei 2022 mencapai US$21,51 miliar atau naik 27 persen dibanding ekspor Mei 2021. Namun, jika dilihat secara bulanan, angka ekspor turun 21,29 persen (month-to-month/mtm).

"Ekspor secara tahunan masih meningkat, meskipun mengalami perlambatan," ungkap Setianto.

Secara sektor, ekspor migas meningkat signifikan menjadi US$1,5 miliar atau naik 54,49 persen (year-on-year/yoy) dan 4,38 persen (mtm).

Sementara itu, ekspor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami penurunan cukup dalam secara bulanan sebesar 25,92 persen menjadi US$290 juta (mtm). Namun, secara tahunan, angka ekspor sektor pertanian ini masih naik sebesar 20,32 persen.

Setianto mengungkapkan penurunan dipicu oleh rekstriksi ekspor produk minyak sawit.

Secara pangsa pasar, ekspor Indonesia didominasi oleh industri pengolahan yang meningkat 25 persen menjadi US$83,73 miliar sepanjang Januari-Mei 2022.

BPS mencatat impor pada Mei 2022 mencapai US$18,61 miliar naik 30,74 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya dan turun 5,81 persen (mtm) secara bulanan.

"Peningkatan tahunan ini jauh lebih rendah dari Mei 2020," ujar Setianto.

Dari kategori barang, seluruh impor mengalami penurunan secara bulanan. Penurunan terbesar tercatat pada konsumsi sebesar 10,77 persen menjadi US$1,52 miliar (mtm).

Adapun secara tahunan, impor masih meningkat. Pertumbuhan impor terbesar dicetak oleh bahan baku atau penolong sebesar 33,95 persen menjadi US$14,66 miliar (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper