Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Cuma Perang Rusia-Ukraina, Ada Penyebab Lain Lemahnya Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Apakah perang Rusia vs Ukraina menjadi satu-satunya penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia? ini kata pengamat.
Anggota pasukan pro-Rusia melakukan penggeledahan di sebuah rumah selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina, Kamis (7/4/2022). REUTERS/Alexander Ermochenko
Anggota pasukan pro-Rusia melakukan penggeledahan di sebuah rumah selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina, Kamis (7/4/2022). REUTERS/Alexander Ermochenko

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) memperkirakan sebagian besar pasar negara berkembang dan kawasan ekonomi berkembang akan melambat tajam di 2022.

Dalam laporan terbarunya, Bank Dunia menyebutkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh dampak dari perang Rusia dan Ukraina yang kian memperbesar hambatan rantai pasok global yang sudah berlangsung sejak pandemi Covid-19.

Kondisi tersebut menimbulkan risiko lonjakan inflasi di tingkat global, khususnya di negara maju sehingga mendorong pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Lantas apakah perang Rusia vs Ukraina menjadi satu-satunya penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia?

Pengamat Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengungkapkan ada satu fakta yang terkubur, dimana sepanjang 2020 hingga 2021 seluruh dunia melakukan planting money dalam skala yang tidak pernah terjadi sebelumnya, menyebabkan uang kertas berlimpah di pasaran.

Kondisi ini yang kemudian menyebabkan nilai uang menjadi turun. Ditambah lagi, ekonomi dunia tidak pulih lebih cepat sehingga demand menjadi lambat, lebih lambat dari supply uangnya.

"Ini yang akhirnya menjadi resesi karena sektor riilnya tidak berjalan sementara di sektor non riil atau sektor keuangan  sebutlah pasar equity, pasar modal, itu uang berlimpah banyak. Tapi riilnya nggak ada. Ini yang menyebabkan indikasi resesi ini akan disertai dengan efek-efek samping," kata Achmad dalam unggahan kanal YouTubenya, dikutip Senin (13/6/2022).

Dia mengatakan, sebetulnya ada solusi dari masalah tersebut yakni segera menggerakan demand baru. Namun, negara-negara yang memiliki demand besar seperti di China tengah menerapkan local lockdown akibat pandemi Covid-19. Padahal, kota-kota di China menyumbang demand tinggi terhadap barang-barang dan jasa di dunia.

Akibat local lockdown di China, demand kemudian berkurang dan sektor riil tidak berjalan.

Sehingga, dia kembali menegaskan bahwa perang Rusia vs Ukraina bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia melambat.

"Ini perlu di perhatikan oleh kita terkait penyebabnya ini. Saya kira jangan salah. Betul Rusia dan Ukraina ini menimbulkan  satu dampak tapi sudah ada dampak-dampak turunan karena penanganan pandemi ini diselesaikan dengan cara planting money. Saya kira tidak banyak ekonom yang berbicara seperti ini ya tapi kalau kita lihat itu real problem-nya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper