Bisnis.com, JAKARTA - Pukulan lonjakan harga energi dan invasi Rusia ke Ukraina telah memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Uni Eropa (UE) pada 2022 dan inflasi semakin memanas.
Berdasarkan rancangan yang dipantau Bloomberg, sejak perang di Ukraina, Komisi Eropa mengatakan PDB akan tumbuh 2,7 persen pada 2022 dan 2,3 persen pada 2023.
Angka itu turun dari perkiraan pada Februari sebesar 4 persen dan 2,7 persen, seperti dilansir Bloomberg pada Minggu (15/5/2022).
Sementara itu, Komisi memprediksi inflasi akan mencapai 6,1 persen pada tahun ini dan 2,7 persen pada 2023. Prediksi ini naik dari sebelumnya masing-masing 3,5 persen dan 1,7 persen.
Kendati demikian, prediksi ini belum final dan masih bisa berubah sebelum dipublikasikan oleh eksekutif UE pada Senin.
Invasi Rusia di Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia telah membayangi prospek ekonomi global setelah harga energi melonjak dan mencekik rantai pasok yang sudah terguncang saat pandemi.
Baca Juga
Kawasan euro menjadi salah satu daerah yang paling parah terkena dampak karena ketergantungannya pada energi Rusia dan kedekatannya dengan konflik.
Kendati rebound dari pembatasan virus sekarang diperkirakan lebih longgar dari yang diperkirakan, tekanan inflasi masih meningkat.
Pertumbuhan harga konsumen mencapai rekor baru bulan lalu - mencapai hampir empat kali lipat dari target 2 persen Bank Sentral Eropa.