Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Center of Reform on Economics (Core Indonesia) Mohammad Faisal menilai bahwa penurunan target realisasi investasi Indonesia 2023 menjadi Rp1.250 triliun—1.400 triliun merupakan langkah realistis di tengah berbagai gejolak perekonomian global.
Meski demikian, dia mengatakan bahwa target terbaru yang ditetapkan pemerintah dan DPR RI tersebut dinilai tidak mudah untuk terpenuhi.
"Saya rasa penurunan target itu jadi lebih realistis, karena terus terang saya lihat kalau Rp1.800 trilun—1.900 triliun memang tinggi sekali. Artinya, itu hanya akan bisa dicapai jika kondisi global dan domestik betul-betul mendukung," kata Faisal kepada Bisnis, Minggu (12/6/2022) petang.
Sebelumnya pemerintah sempat menyampaikan bahwa pada tahun depan, target realisasi investasi berada di angka Rp1.800 triliun—1.900 triliun. Jumlah itu sangat tinggi karena naik hingga 50 persen dari target 2022 senilai Rp1.200 trilun.
Kementerian Investasi kemudian menyatakan bahwa target realisasi investasi 2023 menjadi Rp1.250—1.400 triliun. Artinya, angka itu menjadi hanya tumbuh 4 persen—16,6 persen dari target realisasi investasi 2022.
Menurutnya, kondisi ekonomi global dalam beberapa waktu terakhir justru sedang muram. Bank Dunia saja menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, termasuk negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, juga China.
"Prospek global ini ke depan malah kurang kondusif untuk iklim investasi. Oleh karena itu, target tadi Rp1.800 triliun—1.900 triliun sangat sukar, menurut saya ambisius. Ketika diturunkan ini menjadi lebih realistis," imbuhnya.
Meskipun begitu, Faisal menyebut bahwa untuk mencapai target Rp1.250 triliun—1.400 triliun pun pemerintah tetap harus bekerja sangat keras. Perekonomian domestik berpotensi terpengaruh oleh kondisi global sehingga tantangan muncul baik di dalam maupun dari luar negeri.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyebut bahwa pemerintah ingin menjadikan investasi sebagai salah satu komponen besar sumber pertumbuhan ekonomi 2023. Tak tanggung-tanggung, pemerintah pun menaikkan target investasi tahun depan
"[Realisasi] investasi penanaman modal asing [PMA] dan penanaman modal dalam negeri [PMDN] pada 2023 didorong di level Rp1.800 triliun hingga Rp1.900 triliun," kata Airlangga dalam konferensi pers terkait Hasil Sidang Kabinet Paripurna tentang Penanganan Pandemi Covid-19 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2023, Rabu (16/2/2022) silam.
Target itu ternyata berubah dalam empat bulan, yakni kini menjadi hanya Rp1.250 triliun hingga Rp1.400 triliun. Target itu ditetapkan bersamaan dengan persetujuan penambahan anggaran Kementerian Investasi menjadi Rp1,8 triliun oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dari sebelumnya Rp646 miliar.
"Komisi VI DPR menyetujui usulan tambahan anggaran 2023 sebesar Rp1,24 triliun yang akan dialokasikan untuk mendanai program prioritas dalam meningkatkan investasi 2023," ujar Pimpinan Komisi VI DPR Martin Manurung dalam rapat kerja dengan Menteri Investasi, Jumat (10/6/2022).