Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Melesat Tapi Lifting Rendah, SKK Migas Sentil Kontraktor Kontrak Kerja Sama

Berdasarkan catatan SKK Migas sepanjang triwulan pertama 2022, realisasi lifting minyak mencapai 611,7 ribu bph atau lebih rendah dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar 703 ribu bph.
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk merealisasikan komitmen kerja serta melakukan sejumlah upaya peningkatan produksi di tengah momentum tingginya harga minyak dan gas (Migas) mentah dunia tahun ini.

“Kondisi harga minyak dan gas dunia saat ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh KKKS untuk melakukan aktivitas yang berdampak langsung pada produksi, terlebih pemerintah telah menunjukkan komitmennya untuk membuat iklim industri hulu migas yang lebih atraktif dengan berbagai kemudahan perizinan dan insentif,” kata Dwi melalui siaran pers, Jumat (10/6/2022).

Dwi menambahkan tingginya pelaksanaan kegiatan hulu migas telah ditunjukkan pada program tahun 2022, khususnya pengeboran sumur pengembangan yang dapat berkontribusi langsung terhadap peningkatan produksi migas nasional.

Berdasarkan data realisasi jumlah sumur pengembangan dan kegiatan well service per April 2022, realisasinya lebih tinggi jika dibandingkan April 2021 secara tahunan. Perinciannya, realisasi untuk sumur pengembangan mencapai 197 persen dan kegiatan well service 194 persen.

“Artinya secara kegiatan, hulu migas telah melakukan dua kali lipat dari tahun sebelumnya, namun hasilnya belum cukup untuk memenuhi target lifting tahun ini. Untuk itu SKK Migas akan memastikan komitmen program kerja KKKS dapat terlaksana dengan baik serta bersama-sama merumuskan upaya-upaya terobosan peningkatan produksi dalam kegiatan ini,” kata dia.

Adapun, SKK Migas memiliki enam strategi jangka pendek sebagai upaya untuk memenuhi target lifting migas tahun 2022 yaitu percepatan program filling the gap, reaktivasi idle well dan idle field, optimalisasi planned shutdown dan menurunkan frekuensi unplanned shutdown, efficiency fuel, dan zero flare gas program, dan pengurasan stock.

“Saya minta SKK Migas bersama KKKS dapat membedah lebih detil realisasi dari tiap strategi dan rencana ke depan sehingga segala kendala yang terjadi dapat kita mitigasi risikonya. Selain itu, agar dapat juga dipastikan pelaksanaan komitmen program KKKS dan estimasi angka penambahan produksi untuk Semester II 2022,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, SKK Migas melaporkan realisasi produksi terangkut atau lifting minyak dan gas bumi nasional sepanjang kuartal pertama 2022 masih di bawah target. SKK Migas melaporkan belum optimalnya realisasi lifting minyak dan gas bumi nasional itu disebabkan karena dampak bawaan dari pandemi dan sejumlah penghentian operasi yang tidak terencana (unplanned shutdown) sepanjang 2021.

Berdasarkan catatan SKK Migas sepanjang triwulan pertama 2022, realisasi lifting minyak mencapai 611,7 ribu bph atau lebih rendah dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar 703 ribu bph.

Selain itu, realisasi lifting gas sepanjang triwulan pertama tahun ini di angka 5.321 standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau lebih rendah dari target yang dipatok pemerintah sebesar 5.800 MMSCFD.

Data Bloomberg hingga Selasa (7/6/2022) 15.13 WIB menunjukkan harga minyak mentah Brent berada di angka US$120.06 per barel untuk pengiriman Agustus 2022. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sudah diperdagangkan dengan nilai mencapai US$119.20 per barel untuk kontrak Juli 2022.

Adapun harga minyak mentah dilaporkan telah membukukan kenaikan mingguan keenam setelah pertemuan OPEC+ yang sebelumnya sangat diantisipasi. Namun ternyata menghasilkan sedikit keputusan sehingga gagal meredakan kekhawatiran pasar.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (6/6/2022), pertemuan OPEC+ sebelumnya dinilai gagal meredakan kekhawatiran pasar sehingga potensi defisit pasokan minyak terus melebar, sehingga pada akhir pekan Jumat (3/6/2022) harga WTI naik secara mingguan sebesar 3,3 persen sehingga berada di atas US$118 per barel.

"Harga minyak mentah tetap berpotensi naik, karena pedagang sektor energi menerima dampak dari pertemuan OPEC+. Oleh sebab itu, pasar minyak akan tetap dijaga ketat sepanjang musim panas ini," kata Ed Moya, analis pasar senior Oanda, dikutip pada Bloomberg, Senin (6/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper