Bisnis.com, JAKARTA – Singapore Airlines (SIA) melaporkan peningkatan kinerja sebagai indikasi adanya pemulihan dalam perjalanan udara.
PR Manager Singapore Airlines Glory Henriette menyampaikan adanya peningkatan yang signifikan dalam kinerja keuangan untuk 2021/22, seiring kenaikan pendapatan 99,6 persen menjadi US$7,6 miliar dibandingkan dengan peningkatan pengeluaran 30 persen menjadi US$8,2 miliar.
Dari catatan tersebut, maka maskapai tersebut mampu menekan kerugian pada periode fiskal tahun lalu. Rugi operasi yang turun sebesar 75,7 persen menjadi US$610 juta, sementara kerugian bersih turun 78 persen menjadi US$962 juta.
Pemulihan bisnis penumpang juga terjadi, SIA Grup secara total membawa 3,9 juta penumpang. Jumlah itu naik enam kali lipat dari tahun sebelumnya karena Singapura secara progresif melonggarkan pembatasan perjalanan, terutama pada paruh kedua tahun fiskal.
“Ini akan membantu untuk memenuhi pemulihan yang kuat dalam perjalanan udara yang kita lihat. Lalu lintas penumpang mencapai 1,45 juta pada April 2022, naik 65 persen dari Maret 2022, dengan load factor rata-rata sekitar 73 persen,” ujarnya, Kamis (9/6/2022).
Kinerja yang membaik tersebut terjadi ketika SIA dan Scoot membuka seluruh jaringan rute bagi wisatawan yang telah divaksinasi. Tak hanya itu, kebijakan otoritas Singapura yang mencabut hampir semua pembatasan perbatasan juga turut mempengaruhi tingkat permintaan.
Baca Juga
“Mengingat momentum pemesanan ke depan yang kuat, kami dapat memperkirakan lalu lintas penumpang akan terus tumbuh dalam beberapa bulan mendatang,” tekannya.
Terkait dengan besaran tarif tiket pesawat sejalan dengan pulihnya lalu lintas penerbangan internasional, Glory menjelaskan masih bergantung kepada mekanisme pasar. Menurutnya apabila saat ini penumpang mencari tiket penerbangan dalam beberapa bulan mendatang yang relatif terisi, harganya kemungkinan melambung tinggi.
Namun, dia memperkirakan tarif tiket tidak akan mahal bagi penumpang yang merencanakan perjalanan untuk dua hingga tiga bulan ke depan. Hal itu dikarenakan pihaknya secara teratur melakukan promosi untuk mencoba dan mendapatkan pemesanan awal dan penjualan awal.
Senada, ludesnya ketersediaan tiket promo maskapai bersegmen Low Cost Carrier/LCC diklaim menjadi penyebab mahalnya tarif tiket rute internasional saat ini.
Chief Commercial OfficeR Scoot Calvin Chan menilai tingginya tarif tiket pesawat saat ini bersifat dinamis dan didasarkan kepada sejumlah faktor. Dia mencontohkan termasuk perubahan dalam hal jumlah ketersediaan dan permintaan pasar.
“Saat ini harga tiket yang lebih rendah dapat cepat habis terjual terutama pada saat ketersediaan kursi sangat sedikit,” ujarnya.
Anak usaha Singapore Airlines di segmen LCC tersebut meyakini pada waktu yang sesuai, pihaknya baru akan menghadirkan kembali promo dan tiket dengan harga terjangkau ke berbagai rute destinasi.