Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pihaknya mewaspadai sejumlah faktor yang dapat mengerek inflasi agar terjaga sesuai target. Sebelumnya, BI memperkirakan inflasi bisa menyentuh 4,2 persen.
Sri Mulyani menyebut bahwa dalam enam bulan ke depan atau pada semester II terdapat berbagai risiko yang bisa mengangkat tingkat inflasi di dalam negeri. Misalnya, terdapat sejumlah periode musiman yang akan meningkatkan konsumsi masyarakat.
Menurutnya, sebentar lagi terdapat tahun ajaran baru bagi para pelajar, sehingga masyarakat akan belanja dengan jumlah yang cukup besar. Lalu, terdapat hari raya Iduladha pada bulan depan dan akhir tahun terdapat hari raya Natal.
"Kami harap sih tidak di atas 4 persen, kami akan coba lihat stabilitas harga-harga, tetapi kami jaga dan tentu paham dalam enam bulan ke depan harus diwaspadai beberapa hal," ujar Sri Mulyani usai rapat kerja bersama DPD, Selasa (7/6/2022) di Jakarta.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu pun menyatakan bahwa pihaknya akan menjaga inflasi di kisaran 4 persen. Hal tersebut sejalan dengan target dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), yakni inflasi di 3±1 persen atau di rentang 2—4 persen.
Meskipun begitu, Febrio tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait proyeksi Bank Indonesia (BI) bahwa inflasi berpotensi menyentuh 4,2 persen, di atas target pemerintah. Dia hanya menyebut bahwa pemerintah berupaya menjaga inflasi sesuai APBN.
Baca Juga
"Kan kami jagain di sekitar 4 persen, dan daya beli masyarakat dibandingkan banyak negara, dilihat bagaimana inflasi sampai belasan, 20 hingga 30 persen, ini yang kami jaga," ujar Febrio pada Selasa (7/6/2022).
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut bahwa inflasi berpotensi mencapai di atas 4 persen. Gejolak perekonomian global memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia.
"Perkiraan-perkiraan kami memang ke depan untuk akhir tahun ini inflasi sedikit di atas sasaran 4,2 persen, terutama karena dampak dari kenaikan administered prices dan harga pangan," kata Perry dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Selasa (31/6/2022).
Pihaknya dengan pemerintah terus berkoordinasi dalam hal fiskal maupun moneter agar laju inflasi tetap terkendali. Tekanan dari kenaikan inflasi secara global menurutnya tak terelakkan bagi Indonesia, tetapi harus mampu dikendalikan oleh berbagai kebijakan.