Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Tengah Perang, Pupuk Kaltim (PKT) Kapalkan 25.000 Ton Kalium dari Rusia

PT Pupuk Kaltim (PKT) melakukan pengapalan perdana bahan baku pupuk NPK jenis kalium seberat 25.000 ton dari Rusia.
Salah satu unit produksi Pupuk Kaltim/PupukKaltim.com
Salah satu unit produksi Pupuk Kaltim/PupukKaltim.com

Bisnis.com, BONTANG – PT Pupuk Kaltim (PKT) melakukan pengapalan perdana bahan baku pupuk NPK jenis kalium seberat 25.000 ton dari Rusia, setelah negara Beruang Merah itu menyerang Ukraina.

Dirut Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa perseroan baru saja menjalin komitmen dengan produsen kalium dari Rusia setelah lebih dari 3 bulan tidak melakukan impor bahan baku pupuk dari negara tersebut.

“Kami baru saja melakukan pengapalan 25.000 ton kalium. Sekarang sedang dalam perjalanan,” kata Rahmad di sela-sela kunjungan pabrik PKT di Bontang, Selasa (8/6/2022).

Kalium adalah bahan baku pupuk NPK. Dua komponen lainnya adalah urea dan phospat. Kalium dan phospat Indonesia 100 persen impor dari luar negeri. Pasalnya, tidak ada cadangan di perut bumi Nusantara atas dua produk tersebut.

Negara penghasil kalium terbesar dunia adalah Rusia, Belarusia dan Kanada. Adapun, penghasil phospat terbesar adalah Jordania. Indonesia biasanya mengimpor phospat dari Belarusia.

Akan tetapi, negara ini tengah diembargo oleh Eropa karena bersekutu dengan Rusia. Namun, anehnya Rusia tidak diembargo untuk produk bahan baku dan turunan dari pupuk oleh Amerika.

“Memang produk fertilizer ini tidak masuk dalam daftar embargo, karena ketahanan pangan dunia. Kita mengimpor dari perusahaan Swiss yang memproduksi Kalium di Rusia. Itu bisa, tidak ada masalah karena perusahaan asing,” kata Rahmad.

Mantan Dirut Petrokimia Gresik itu memastikan bahwa bahan baku pupuk aman hingga 2023 meski terjadi kenaikan harga lebih dari dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir.

Dia mencontohkan, amonia sempat menyentuh level US$1.000 per ton, padahal sebelumnya berada di level US$400 - US$500 per ton.

Begitu juga dengan Kalium sebagai bahan baku NPK sempat menyentuh level US$1.100 per ton dari sebelumnya sebesar US$530 per ton.

Seperti diketahui, PKT pada 2021 mampu memproduksi pupuk urea sebanyak 3,43 juta ton per tahun, amonia sebesar 2,74 juta ton per tahun, dan NPK sekitar 300.000 ton per tahun.

Dari jumlah tersebut, mayoritas dijual ke pasar ekspor. Pada 2020 saja pangsa pasar ekspor urea PKT mencapai 69 persen dari total 2,23 juta ton produk urea nasional yang dijual ke luar negeri. Adapun, pasar domestik PKT mencapai 41 persen dengan total konsumsi 5,22 juta ton.

Untuk amonia, BKT menguasai 29 persen pangsa ekspor dari total 1,65 juta ton. Sementara itu, pangsa pasar domestik mencapai 83 persen dari total kebutuhan 460.000 ton.

Hingga kuartal I/2022, produksi pupuk PKT mencapai 1,6 juta ton atau 99,58 persen. Dengan perincian, amonia sebanyak 763.000 ton, urea sebesar 768.000 ton, dan NPK sekitar 68.000 ton. Dari produksi itu, sebanyak 892.000 ton telah dilepas ke pasar lokal dan luar negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper