Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tesla Produksi EV dengan Baterai Cobalt-Free, Indonesia Diminta Jeli

Indonesia diminta jeli menangkap peluang di tengah langkah Tesla yang mulai memproduksi baterai mobil listrik tanpa kobalt.
Logo Tesla di dealer Easton Town Center shopping mall in Columbus, Ohio, AS/ Bloomberg-Luke Sharrett
Logo Tesla di dealer Easton Town Center shopping mall in Columbus, Ohio, AS/ Bloomberg-Luke Sharrett

Bisnis.com, JAKARTA — Tesla Inc. memproduksi baterai mobil listrik tanpa bahan baku kobalt pada kuartal I/2022. Tren tersebut dinilai mengharuskan Indonesia sebagai pemasok salah satu bahan baku utama agar lebih jeli menatap peluang.

Kobalt merupakan mineral ikutan dalam bijih nikel laterit, yang menurut informasi resmi Kementerian ESDM, jumlah total sumber daya tersebut di Tanah Air sebanyak 7,2 juta ton dengan cadangan 1,2 juta ton.

Mengutip Teslarati.com Minggu (5/6/2022), hampir separuh dari mobil listrik yang diproduksi oleh Tesla pada kuartal I/2022 dilengkapi dengan baterai cobalt-free lithium iron phospate (LFP).

Setidaknya, terdapat 150.000 unit mobil listrik yang diproduksi Tesla dilengkapi dengan komponen baterai LFP di sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Menanggapi kondisi itu, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menilai Indonesia yang mengandalkan nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik harus lebih jeli untuk menjaga peluang di pasar mobil listrik ke depannya.

"Elon musk sedang mengurangi penggunaan kobalt. Mereka lagi mencari lithium cobalt-free yang lebih murah dan friendly terhadap lingkungan. Indonesia masih ada peluang kalau jeli," ujar Fithra ketika dihubungi, Minggu (5/6/2022).

Sejauh ini, baterai LFP belum banyak digunakan oleh produsen mobil listrik dunia. Di Amerika Serikat dan Kanada, hanya 3 persen mobil listrik yang diproduksi menggunakan baterai LFP.

Baterai LFP paling banyak diproduksi di China, yakni sebanyak 44 persen dari total produksi di pasar nasional. Menurut Fithra, kejelian Indonesia dalam melihat peluang di industri mobil listrik di tengah munculnya tren penggunaan baterai LFP sangat diperlukan guna memberikan sinyal lebih kepada para investor.

"Tesla ini, kalau mampu digandeng akan memberikan efek sinyal ke pemain lain. Banyak investor yang bisa ditangkap, di antaranya Hyundai dan Toyota," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper