Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mobil Listrik Laris Manis, Begini Saran Jaga Pasokan Nikel

Strategi yang tepat diperlukan dalam menjaga pasokan nikel di tengah meningkatnya permintaan terhadap mobil listrik.
Beberapa kursi sudah mulai terpasang di beberapa bagian sirkuit Formula E Jakarta 2022. Sementara yang lainnya masih di pinggir arena menunggu dipasang, Kamis (19/5/2022). JIBI/Bisnis-Pernita Hestin Untari
Beberapa kursi sudah mulai terpasang di beberapa bagian sirkuit Formula E Jakarta 2022. Sementara yang lainnya masih di pinggir arena menunggu dipasang, Kamis (19/5/2022). JIBI/Bisnis-Pernita Hestin Untari

Bisnis.com, JAKARTA —  Risiko menipisnya persediaan nikel dalam negeri akibat permintaan pasar yang tinggi terhadap mobil listrik dinilai mesti diantisipasi dengan strategi yang komprehensif.

Corporate External Affairs Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan menahan laju ekspor nikel saja tidak cukup untuk menepis risiko tersebut. Menurutnya, diperlukan juga peningkatan mutu industri hulu nikel di dalam negeri sehingga komoditas tersebut bisa dihilirisasi serta memiliki nilai tambah.

"Kalau bisa diolah dalam negeri untuk memberikan nilai tambah akan lebih baik. Jangan dilarang ekspor tapi tidak ada hilirisasi dalam negeri," ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (5/6/2022).

Mengutip laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor nikel Indonesia periode Januari 2022 - April 2022 mengalami pertumbuhan berlipat ganda seperti halnya tren penjualan kendaraan listrik global tahun lalu.

Nilai ekspor nikel Indonesia periode Januari 2022 - April 2022 naik hingga 343,48 persen secara tahunan. Nilai ekspor nikel RI Januari 2022 - April 2022 mencapai US$1,26 triliun, sedangkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$248 miliar.

Peningkatan nilai ekspor tersebut menyusul tren penjualan mobil listrik di pasar global tahun lalu.

Mengutip pemberitaan Bisnis.com, total penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) global pada 2021 tumbuh berlipat dari tahun sebelumnya yakni mencapai 6,3 juta unit. Kekhawatiran terhadap menipisnya persediaan komoditas nikel tersebut diakui juga sudah mulai menjadi perhatian pelaku industri di Tanah Air.

Terkait dengan kondisi tersebut, dia menilai pelaku industri otomotif perlu membuat neraca komoditas sebagai basis data yang menggambarkan sisi konsumsi dan produksi secara komprehensif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper