Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian mencatat penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah menyebar di 15 provinsi, 52 kabupaten/kota.
Sejak penetapan wabah oleh Menteri Pertanian pada Senin, 9 Mei 2022 lewat Kementan 403 dan 404 Tahun 2022, data terkini sampai 17 Mei 2022 wabah PMK sudah terdeteksi di 15 provinsi, 52 kabupaten/kota.
Dari 15 provinsi ada 13,8 juta ekor, jumlah ternak yang terdampak 3,91 juta ekor, dan populasi ternak yang sakit PMK 13.965 ekor (0,36 persen dari total populasi kabupaten terdampak 3,91 juta ekor), yang sembuh 2.630 ekor (18,30 persen), mati 99 ekor (0,71 persen).
Lima belas provinsi itu antara lain Aceh, Bangka Belitung, Jawa Timur, Yogyakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat.
Mentan Sahrul Yasin Limpo saat Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI bersama Bulog dan PT Berdikari pada Senin (23/5/2022) mengatakan kementeriannya sudah mengambil langkah untuk menanggulangi wabah PMK dalam 3 agenda. Yakni agenda darurat (SOS) melalui pemetaan wilayah terkonfirmasi positif PMK, ada wilayah merah, wilayah suspek PMK atau kuning, dan wilayah bebas PMK atau wilayah hijau.
“Perkembangan terbaru penanganan PMK dari jajaran Kementan. Jadi memang kode O ini adalah stereotif yang kemudian kami lebih banyak berkonsentrasi untuk menyiapkan vaksinnya. Dan vaksin ini sebenarnya sudah ditemukan pada tahun 1990 oleh karena dengan stereotif ini kita berharap vaksin ini dibutuhkan,” ujar Sahrul dalam seperti dilihat di Kanal Youtube DPR RI, Senin (23/5/2022).
Pusat Veteriner Farma (Puspetma) Kementan di Surabaya disebut sudah menemukan stereotif virus yang beredar di Indonesia dengan kode O/ME-SA/Ind/2001/e, itu.