Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Metropolitan Kentjana (MKPI) Pertimbangkan Naikkan Harga Rumah

PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) tengah mempertimbangkan untuk menaikkan harga rumah di tengah kenaikan bahan bangunan di pasar global.
Area pintu masuk Pondok Indah Mall (PIM) di Jakarta Selatan. PIM merupakan salah satu portofolio pusat perbelanjaan yang dikelola PT Metropolitan Kentjana Tbk./pondokindahgroup.co.id
Area pintu masuk Pondok Indah Mall (PIM) di Jakarta Selatan. PIM merupakan salah satu portofolio pusat perbelanjaan yang dikelola PT Metropolitan Kentjana Tbk./pondokindahgroup.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) masih mempertimbangkan untuk menaikkan harga rumah di tengah kenaikan bahan bangunan di pasar global.

Vice President Director Metropolitan Kentjana Jeffri Sandra Tanudjaja mengatakan, pihaknya masih mempertimbangkan penyesuaian harga rumah.

"Kami masih mempertimbangkan apakah harga rumah akan dinaikkan," ujar Jeffri kepada Bisnis, Selasa (17/05/2022).

Kendati demikian, pihaknya optimis permintaan properti akan meningkat pada tahun ini setelah sebelumnya sempat lesu akibat pandemi Covid-19.

"Permintaan kami prediksi naik tahun ini, karena situasi semakin membaik," kata Jeffri.

Dikutip dari laporan keuangan tahun 2021 pada situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/5/2022), MKPI mencatatkan laba bersih sebesar Rp324,75 miliar pada tahun 2021 atau naik 40,25 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pendapatan dan penjualan bersih tumbuh 8,1 persen menjadi Rp1,318 triliun yang ditopang sewa pusat perbelanjaan yang naik 15,7 persen menjadi Rp582,25 miliar. Sementara itu, penjualan tanah dan rumah meningkat 14,8 persen menjadi Rp147,94 miliar. 

Sebelumnya, pengembang mengeluhkan kenaikan harga material bangunan seperti semen, besi, baja, alumunium dan tembaga di pasar global akibat perang Rusia dan Ukraina.

Hal itu disampaikan, Ketua Umum DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida. Dia mengatakan kenaikan harga material bangunan tidak hanya akan berdampak pada kenaikan rumah subsidi, tetapi juga segmen non-subsidi.

“Rumah non-subsidi juga akan naik, tapi besarannya tergantung pasarnya seperti apa nanti,” ujar Totok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper