Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara kembali menanjak setelah menunjukkan tren penurunan pada awal pekan. Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) pada hari Jumat (13/05/2022) untuk kontrak Juni bertengger di level US$335 per ton harga batu bara ini naik 15 poin atau 5,02 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Kendati harga batu bara hari ini menunjukkan tren peningkatan, harga batu bara masih melemah 0,24 persen secara point to point selama sepekan terakhir. Akan tetapi, harga batu bara masih menguat 12,4 persen dalam sebulan melesat 243,7 persen dalam setahun.
Kenaikan harga batu bara tersebut disebabkan oleh melonjaknya permintaan batu bara dari India. Kementerian Tenaga Listrik India meminta importir batu bara untuk menjamin pasokan karena Negeri Bollywood tersebut semakin bergantung pada bahan bakar untuk mencegah pemadaman listrik.
Dalam pertemuan dengan pemasok, pejabat kementerian mengatakan mereka akan membantu berbagai hambatan seperti pembayaran terlambat dari pembangkit listrik provinsi.
“Kementerian Energi telah meminta generator untuk mengimpor total sekitar 19 juta ton [batu bara] selama tiga bulan hingga Juni sehingga mereka memiliki cadangan yang cukup sebelum musim hujan memperlambat pasokan,” ujar orang-orang, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada pers, dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/05/2022).
India telah mengalami lonjakan permintaan batu bara yang belum pernah terjadi sebelumnya pada musim panas ini karena suhu yang meningkat tajam dan aktivitas industri mendorong permintaan listrik. Hal ini telah menekan infrastruktur pasokan batu bara domestik, memaksa negara itu untuk beralih ke impor bahan bakar dan meninggalkan upaya sebelumnya untuk memperlambat pembelian luar negeri.
Kementerian Tenaga Listrik juga berencana untuk bertemu dengan pejabat pelabuhan dan kereta api untuk memastikan batu bara yang diimpor mencapai pembangkit dengan lancar, alih-alih tertahan di terminal transportasi selama berminggu-minggu.
Meskipun ada permintaan berulang kali dari pemerintah federal, pembangkit listrik, yang sebagian besar dimiliki oleh pemerintah provinsi, justru India lambat melakukan pengadaan batu bara.
Hambatan terbesar adalah harga batu bara yang semakin menanjak setelah dimulainya perang Rusia di Ukraina. Patokan batu bara berjangka Asia Newcastle telah naik lebih dari 150 persen tahun ini. Pelemahan mata uang Rupee juga menyulitkan impor. Mata uang India jatuh ke rekor terendah pada hari Kamis, membuat impor lebih mahal.
Waktu pengiriman batu bara juga semakin singkat. Sejak penerbitan tender hingga pengiriman batu bara di pembangkit listrik dapat memakan waktu beberapa minggu.
Mitra Deloitte Touche Tohmatsu yang berbasis di Mumbai Debasish Mishra memproyeksikan impor batu bara pada pembangkit listrik di India tidak akan terpenuhi sebelum memasuki musim hujan.
“Mengingat situasi permintaan yang ada dan kemacetan logistik, persediaan sebelum musim hujan di pembangkit listrik sulit dipenuhi. Waktunya sudah semakin sempit, karena akan memasuki awal musim hujan,” ujar Mishra.