Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai 5,01 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2022 atas dasar harga berlaku mencapai Rp4.513 triliun, sementara berdasarkan harga konstan mencapai Rp2.819,6 triliun.
“Tingginya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 selain karena pulihnya aktivitas masyarakat juga karena ada low based effect pada kuartal I/ 2021,” katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (7/2/2022).
Lebih lanjut, dari distribusi lapangan usaha, Margo mengungkapkan 65,74 persen PDB RI pada kuartal I/2022 berasal dari industri perdagangan, pertanian, konstruksi dan pertambangan.
Dari perhitungan sumber pertumbuhan, Margo mengungkapkan industri pengolahan memberikan andil cukup besar, yakni 1,06 persen, tertinggi dari sektor lainnya.
Berdasarkan sektornya, industri pengolahan menjadi pengungkit pertumbuhan. Adapun, dari sektor ini, subsektor pakaian jadi dan makanan minuman menjadi motor utama.
Baca Juga
BPS mencatat dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,34 persen didorong oleh mobilitas masyarakat dan konsumsi di sektor tersier.
Kemudian, PMTB atau investasi tumbuh 4,06 persen akibat peningkatan penjualan semen dan kendaraan untuk barang modal.
Adapun, ekspor tumbuh signfikan 16,22 persen didorong oleh windfall dari harga komoditas yang meningkat. Di sisi lain, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi -7,74 persen, seiring dengan menurunnya anggaran penangganan Covid-19.
Margo mengatakan, pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran telah mencapai posisi yang sama, bahkan lebih baik dari kuartal I/2019 sebelum Covid-19 melanda.
Dibandingkan dengan mitra dagang, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih tinggi, dimana Singapura tumbuh 3,4 persen pada kuartal I/2022, Korea Selatan 3,1 persen dan China 4,8 persen pada periode yang sama.