Bisnis.com, JAKARTA – Masjid Istiqlal menjadi salah satu tempat strategis untuk melaksanakan Salat Idul Fitri tiap tahunnya. Masjid tersebut menjadi langganan bagi para pejabat negara untuk menunaikan ibadah puncak dari bulan suci Ramadan.
Tahun ini, Wakil Presiden Ma’ruf Amin dijadwalkan melaksanakan Salat Id di Masjid Istiqlal pada Senin (2/5/2022).
Adapun, Masjid Istiqlal berdiri di sisi timur laut Lapangan Merdeka, dekat Monumen Nasional (Monas). Masjid ini memiliki arti Masjid Merdeka yang dirancang oleh arsitek Friedrich Silaban yang beragama Kristen Protestan dan selesai dibangun pada 22 Februari 1978.
Meski berbeda agama, rupanya Friedrich Silaban memperhatikan nilai-nilai Islam dalam rancangan arsitekturnya.
Dikutip dari laman resmi Masjid Istiqlal, masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Masjid ini mampu menampung lebih dari 200.000 jemaah
Rancangan arsitektur Masjid Istiqlal mengandung angka dan ukuran yang memiliki makna dan simbolisme tertentu.
Baca Juga
Bangunan masjid terdiri atas dua bangunan yaitu, bangunan utama dan bangunan pendamping yang lebih kecil. Bangunan pendamping berfungsi sebagai tangga sekaligus tempat tambahan untuk beribadah.
Adanya dua bangunan ini melambangkan angka 2 atau dualisme yang saling berdampingan dan melengkapi; langit dan bumi, kepentingan akhirat dan kepentingan duniawi, batin dan lahir, serta dua bentuk hubungan penting bagi Muslim yaitu hablum minallah (hubungan manusia dengan Tuhannya) dan hablum minannaas (hubungan manusia dengan sesamanya).
Bangunan utama ini memiliki kubah dengan bentang diameter sebesar 45 meter. Adapun angka 45 melambangkan tahun 1945, tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Sementara itu, Kemuncak atau mastaka kubah utama dimahkotai ornamen baja antikarat berbentuk Bulan sabit dan bintang yang merupakan simbol Islam.
Masjid ini juga memiliki kubah kecil dengan diameter 8 meter. Angka ini yang merupakan bulan kemerdekaan Indonesia.
Bangunan Masjid Istiqlal memiliki lima lantai. Kelima lantai ini melambangkan 5 rukun Islam dan jumlah waktu salat dalam sehari. Selain itu, angka 5 juga bermakna jumlah sila dalam Pancasila.
Masjid Istiqlal memiliki tujuh gerbang untuk memasuki ruangan dalam Istiqlal yang masing-masing dinamai berdasarkan Al-Asmaul-Husna, nama-nama Allah yang mulia dan terpuji.
Angka tujuh melambangkan tujuh lapis langit dalam kosmologi alam semesta Islam, serta tujuh hari dalam seminggu.
Struktur bangunan utama dihubungkan oleh emper dan koridor yang mengelilingi pelataran terbuka yang luas. Teras besar terbuka ini berukuran seluas 29.800 meter persegi, berupa pelataran berlapis tegel keramik berwarna merah bata yang disusun sesuai shaff salat, terletak di sisi dan belakang gedung utama. Teras ini berfungsi menampung jemaah pada saat salat Idulfitri dan Iduladha.
Masjid Istiqlal ditopang dengan 12 tiang. Angka 12 melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Berbeda dengan arsitektur masjid di Arab, Persia, Turki, dan India yang memiliki banyak menara, Istiqlal hanya memiliki satu menara yang melambangkan Keesaan Allah. Struktur menara berlapis marmer berukuran tinggi 66,66 meter (6.666 cm), melambangkan 6.666 ayat dalam Alquran.
Menara masjid dihiasi oleh kemuncak yang terbuat dari kerangka baja setinggi 30 meter melambangkan 30 juz' dalam Al Quran, sehingga tinggi total menara adalah 96,66 meter.
Luas bangunan Masjid Istiqlal berkontribusi sebesar 26 persen dari kawasan seluas 9.32 hektare, yang selebihnya adalah halaman dan pertamanan.
Pada taman masjid di sudut barat daya terdapat kolam besar dengan air mancur yang dapat menyemburkan air setinggi 45 meter, yang melambangkan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Air mancur ini hanya diaktifkan tiap hari Jumat menjelang salat Jumat atau pada hari raya dan hari penting keagamaan Islam seperti Idulfitri, Iduladha, Maulid Nabi, dan Isra Miraj.
Masjid ini memiliki koridor di tengah yang menghubungkan Gerbang Al Fattah dengan Gerbang Ar Rozzaq. Jika masjid berkiblat ke arah Mekkah, penjuru koridor ini mengarah ke Monumen Nasional, hal ini untuk menunjukkan bahwa masjid ini adalah masjid nasional Republik Indonesia.
Di masjid ini juga terdapat bedug raksasa yang terbuat dari dari sebatang pohon kayu meranti merah asal pulau Kalimantan yang berusia sekitar 300 tahun.