Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kuartal I/2022, Lifting Migas BPMA Lampaui Target

Realisasi lifting migas kuartal I/2022 mencapai 13.067 barel minyak ekivalen per hari (BOEPD) atau 117 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 yaitu 11.182 BOEPD.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.

Bisnis.com JAKARTA - Kinerja industri hulu minyak dan gas bumi (migas) di kuartal I untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) berhasil melampaui target.

Realisasi lifting migas kuartal I/2022 mencapai 13.067 barel minyak ekivalen per hari (BOEPD) atau 117 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 yaitu 11.182 BOEPD.

Deputi Operasi BPMA Edy Kurniawan menyebutkan bahwa realisasi ini merupakan capaian bersama serta koordinasi yang solid antara KKKS dengan BPMA. “Sehingga angka pencapaian lifting bisa mencapai lebih dari 100 persen di kuartal I,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/4/2022).

Dari realisasi lifting migas tersebut, perincian lifting minyak sebesar 2.184 barel minyak per hari (BOPD) atau 102 persen dari target APBN tahun 2022 sebesar 2150 BOPD. Sedangkan, lifting (salur) gas sebesar 60,94 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 120 persen dari target APBN tahun 2022 yakni 50,58 MMSCFD.

Sejumlah faktor mempengaruhi pencapaian lifting dan produksi ini. Salah satunya dari program optimisasi fuel yang saat ini sedang berjalan di Wilayah Kerja B, sehingga meningkatkan salur gas bumi dari lapangan tersebut.

Kemudian keberhasilan program kerja sumur (acid fracturing) sumur-sumur gas yang ada di lapangan Blok A, juga ikut berkontribusi terhadap capaian kinerja hulu migas pada kuartal pertama ini.

Edy memastikan bahwa BPMA dan KKKS akan terus bekerja keras untuk mencapai target lifting migas tahun ini. Semua pihak bekerja sama dengan stakeholder untuk mendukung kelancaran investasi dan operasional di lapangan guna memaksimalkan pencapaian lifting migas Wilayah Aceh kedepannya.

Di Bawah Target

Sementar itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi produksi terangkut atau lifting migas nasional sepanjang kuartal I/2022 masih di bawah target. 

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan belum optimalnya realisasi lifting minyak dan gas bumi nasional itu disebabkan karena dampak bawaan dari pandemi dan sejumlah penghentian operasi yang tidak terencana (unplanned shutdown) sepanjang 2021.

“Produksi dan lifting kita masih terkendala terutama entry point yang sangat rendah di awal 2022 karena dampak dari pandemi itu di kuartal satu kita loss di sana sekitar 20.000 barel per hari [bph] kemudian mostly juga dampak dari unplanned shutdown,” kata Dwi saat Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I Tahun 2022, Jumat (22/4/2022). 

Berdasarkan catatan SKK Migas sepanjang kuartal pertama 2022, realisasi lifting minyak mencapai 611.700 bph atau lebih rendah dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar 703.000 bph.

Selain itu, realisasi lifting gas sepanjang triwulan pertama tahun ini berada di angka 5.321 standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau lebih rendah dari target yang dipatok pemerintah sebesar 5.800 MMSCFD. 

Pada awal Januari 2021, Dwi menuturkan realisasi produksi minyak sempat berada di angka 687.000 BOPD yang belakangan merosot hingga di posisi 653.000BOPD pada Juni 2021.

Sepanjang semester I/2021, terjadi sejumlah unplanned shutdown seperti di Husky-CNOOCK Madura Limited (HCML) dan Medco Natuna. Sementara Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengalami kebocoran pipa pada Mei 2021. 

Padakuartal IV/2021, penghentian operasi terjadi kembali di PHE ONWJ yang diikuti dengan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) akibat gangguan listrik. Berhentinya operasi tiga kontraktor besar itu berdampak serius pada torehan produksi minyak pada Januari 2022 yang anjlok di posisi 616.000 BOPD. 

“Februari dan Maret ini sudah mulai membaik lagi tetapi sayang di pekan kemarin ada masalah di EMCL pipanya bengkok karena ada tanah longsor khawatir ada hal-hal yang lebih berbahaya kita setop, kita kehilangan sekitar 11 ribu produksi di Cepu,” kata dia. 

Sementara itu rasio penggantian produksi oleh cadangan baru atau reserve replacement ratio (RRR) berada di angka 265,1 juta setara barel minyak (MMBOE) atau 42 persen dari target 635 MMBOE pada tahun ini. 

“Kita lihat lawan kita yang terutama adalah unplanned shutdown ini yang akan kita coba nanti bagaimana menurunkannya tahun ini,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper