Bisnis.com, JAKARTA - Harga logam seperti tembaga hingga bijih besi kembali terangkat setelah sempat anjlok pada Senin karena komitmen China untuk memberikan dukungan moneter demi pertumbuhan ekonomi.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (26/4/2022), harga tembaga naik 1,2 persen menjadi US$9.890 per ton di London Metal Exchange pada pukul 08.04 waktu setempat, setelah merosot 3,4 persen pada Senin.
Sementara seng naik 0,7 persen dan aluminium naik 0,5 persen. Bijih besi naik 2 persen menjadi US$138,95 per ton di Singapura, setelah jatuh lebih dari 9 persen pada Senin. Baja tulangan beton dan baja canai panas (HRC) juga naik di Shanghai.
People's Bank of China (PBOC atau Bank Sentral China) berjanji untuk meningkatkan dukungan moneter untuk ekonomi riil, terutama untuk industri dan usaha kecil yang terkena dampak pandemi.
Penguncian yang ketat telah melemahkan belanja konsumen dan mengganggu rantai pasok pada ekonomi terbesar kedua di dunia. Target pertumbuhan produk domestik bruto dipatok sekitar 5,5 persen tahun ini di bawah ancaman yang meningkat.
Otoritas China telah melakukan tindakan untuk menghindari kejatuhan ekonomi, seperti mengakselerasi pinjaman dan belanja pemerintah untuk meningkatkan investasi infrastruktur.
“Kebijakan mungkin menjadi penyelamat untuk bijih besi dan permintaan logam dasar China tahun ini,” tulis analis komoditas Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar dalam sebuah catatan.
Hal ini berarti para pembuat kebijakan mengharapkan pendaratan yang halus dalam menstabilkan permintaan komoditas di sektor konstruksi properti.
"Sementara investasi infrastruktur di negara itu juga diperkirakan akan meningkat secara signifikan tahun ini," tambahnya.
Sebagian besar wilayah Beijing mencatatkan peningkatan kasus Covid, menambah kekhawatiran lockdown yang belum pernah terjadi sebelumnya di ibu kota.
Kota Baotou, di provinsi utara Mongolia Dalam, yang merupakan sumber daya tanah jarang terbesar di negara itu berada, menyegel kompleks perumahan di pusat kota dan orang-orang dilarang bekerja keluar rumah.