Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang di Ukraina Bikin Indonesia Untung, Neraca Dagang Maret 2022 Diproyeksi Surplus Besar

Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik akan segera mengumumkan data neraca perdagangan Indonesia periode Maret 2022 pada siang ini, Senin (18/4/2022).

Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mencatatkan surplus sebesar US$3,1 miliar pada Maret 2022.

Surplus yang masih tinggi tersebut didorong oleh kinerja ekspor Indonesia yang menurutnya masih berpotensi tumbuh sebesar 20,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Hal ini dipicu oleh kenaikan harga komoditas yang cukup tinggi, seperti batu bara dan CPO.

“Namun memang akselerasi impor masih belum secepat peningkatan harga komoditas ekspor, sehingga surplus masih akan besar,” katanya kepada Bisnis, Senin (18/4/2022).

Di sisi lain, Faiz memperkirakan kinerja impor juga mulai meningkat karena kondisi domestik yang membaik, dengan pertumbuhan sebesar 13,5 persen yoy

Pada kesempatan berbeda, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mengalami surplus sebesar US$2,89 miliar pada Maret 2022.

“Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia,” katanya.

Dia memperkirakan, kinerja ekspor pada Maret 2022 akan tetap solid dengan pertumbuhan sebesar 26,33 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Namun demikian, dia memperkirakan ada risiko volume perdagangan global yang lebih rendah karena banyak mitra dagang saat menghadapi tantangan melawan kenaikan inflasi.

Selain itu, aktivitas manufaktur China melemah karena PMI manufaktur yang turun ke 48,1, terendah sejak Februari 2020 di tengah langkah-langkah untuk menahan penyebaran Covid-19.

Sementara itu, dia memperkirakan impor Indonesia pada Maret 2022 akan tumbuh sebesar 20,90 persen yoy atau 21,98 persen secara bulanan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper