Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) telah menerbitkan peraturan mengenai pemberian Tunjangan Hari Raya atau THR 2022. Simak cara menghitung pembayaran THR 2022 sesuai masa kerja.
Peraturan pemberian THR 2022 itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor M/1/HK/04/IV/2022 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2022 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.
Dalam SE tersebut, Menaker Ida Fauziyah mengatakan pemberian THR bagi pekerja/buruh merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan.
Ida menjelaskan bahwa pembagian THR wajib dibayarkan paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan.
“Bagi perusahaan yang mampu diimbau untuk membayar THR keagamaan lebih awal sebelum jatuh tempo kewajiban pembayaran THR keagamaan,” tulis SE tersebut, dikutip Senin (18/4/2022).
Dia menjelaskan bahwa THR 2022 diberikan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih.
THR 2022 juga diberikan kepada pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.
Berikut cara menghitung pembayaran THR 2022:
Pekerja/buruh dengan masa kerja setahun atau lebih
Untuk pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus-menerus atau lebih, maka THR yang diberikan sebesar satu bulan upah (gaji).
Pekerja/buruh belum setahun
Adapun, besaran bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus-menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan bulan masa kerja dibagi 12 bulan dan dikali besaran gaji satu bulan.
Misalnya, anda baru bekerja selama 6 bulan di perusahaan X. Maka, perhitungan THR 2022 yang didapat adalah (masa kerja/12 bulan) x 1 bulan gaji.
Pekerja/buruh harian lepas
Untuk pekerja/buruh harian lepas yang telah memiliki masa kerja 12 bulan atau lebih, maka mendapatkan upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.
Sementara itu, jika pekerja/buruh memiliki masa kerja kurang dari 12 bulan, maka upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima setiap bulan selama masa kerja.
Menaker menambahkan bahwa bagi pekerja/buruh yang upahnya ditetapkan berdasarkan satuan hasil maka upah 1 bulan dihitung berdasarkan upah rata-rata 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan
Lebih lanjut, untuk mengantisipasi timbulnya keluhan dalam pelaksanaan pembayaran THR, masing-masing provinsi membentuk Pos Komando Satuan Tugas (Posko Satgas) Ketenagakerjaan Pelayanan Konsultasi dan Penegakan Hukum Tunjangan Hari Raya Tahun 2022 yang terintegrasi melalui situs https://poskothr.kemnaker.go.id.