Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Minyak Mentah, India Siap Borong Batu Bara Rusia

India siap menambah pembelian batu bara Rusia setelah sebelumnya memborong minyak mentah dengan harga diskon.
Ilustrasi tumpukan batu bara. Bloomberg/Dimas Ardian
Ilustrasi tumpukan batu bara. Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Kehausan India akan pasokan batu bara semakin meningkat. Bahkan ketika dunia menghindari barang-barang Rusia, raksasa Asia itu mengarahkan perhatiannya pada batu bara Rusia setelah sebelumnya memborong minyak mentah dengan harga diskon.

Komisi Eropa pekan lalu mengusulkan pelarangan batubara Rusia sebagai bagian dari babak baru sanksi terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina.

Di sisi lain, impor batu bara India dari Rusia melonjak pada bulan Maret ke level tertinggi yang tidak terlihat dalam lebih dari dua tahun, menurut data dari perusahaan intelijen komoditas Kpler.

"Impor batubara dari Rusia mencapai 1,04 juta ton, level tertinggi sejak Januari 2020," ungkap Matthew Boyle dari Kpler, Analis Curah Kering Utama, kepada CNBC internasional. Sebanyak dua pertiga volume Maret berasal dari pelabuhan Timur Jauh Rusia, kemungkinan setelah perang dimulai pada akhir Februari.

“Pasar menduga bahwa India dan China dapat meningkatkan impor batu bara dari Rusia, mengimbangi beberapa dampak dari larangan resmi UE terhadap impor batu bara Rusia,” Vivek Dhar, Direktur Penelitian Komoditas Pertambangan dan Energi di Commonwealth Bank of Australia, dalam sebuah catatan minggu lalu.

Pekan lalu, India mengatakan pihaknya berencana untuk menggandakan impor batu bara kokas Rusia, yang digunakan untuk membuat baja.

“Larangan Uni Eropa atas impor batubara Rusia datang pada saat pasar batubara internasional sudah sangat ketat, dengan harga yang tinggi,” kata Rystad Energy dalam sebuah catatan.

“Lonjakan permintaan batu bara di Asia, karena negara-negara berusaha meminimalkan impor gas alam yang mahal, telah menyebabkan harga batu bara melonjak pada tahun lalu,” lanjut perusahaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper