Bisnis.com, JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) membukukan penjualan Rp10 triliun pada kuartal I/2021.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, Senin (11/04/2021).
Secara year-on-year (YoY), angka penjualan tersebut meningkat 44,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,9 triliun. Adapun, capaian laba bruto sebesar US$68 juta sedangkan laba bersih mencapai US$18 juta.
"Di sini terlihat bagaimana perkembangan Krakatau Steel dan di kuartal satu ini, kami memecahkan rekor ekspor pada Maret," kata Silmy.
Silmy mengatakan dengan kondisi suplai baja dunia yang surut akibat perang Rusia-Ukraina, laju ekspor dalam tiga bulan pertama tahun ini mengalir deras. Pada bulan lalu saja ekspor Krakatau Steel mencapai 116.406 ton, capaian bulanan tertinggi sejauh ini.
Sedangkan pada Januari lalu, produsen baja pelat merah ini telah mengapalkan 63.731 ton baja, sehingga total ekspor pada kuartal I/2022 mencapai 180.137 ton.
Baca Juga
"Dengan situasi perkembangan dunia saat ini, ada kesempatan dan kami sudah penetrasi di pasar eropa, ini menjadi penguatan basis pelanggan KS," ujarnya.
Sementara itu, pada pengembangan industri hilir, Krakatau Steel menggandeng sejumlah pabrikan rekanan yang selama ini menerima pasokan bahan baku untuk mengembangkan produk hilir. Silmy menyebut upaya ini sebagai sharing economy, yakni memanfaatkan utilitas kapasitas industri hilir yang tidak terpakai untuk menghasilkan nilai tambah pada produk hilir.
Hal itu sebelumnya telah diwujudkan dengan kerja sama antara Krakatau Steel dengan PT Tata Metal Lestari dalam pengembangan produk bangunan hunian berbahan dasar konstruksi baja modern.
"Kalau kami bangun pabrik sementara uang kami terbatas, maka KS akan mengalami kesulitan mewujdukan produk-produk hilir. Akhirnya kami mendapatkan ide kenapa kami tidak meningkatkan kapasitas terpasang yang saat blm mskimal agar mereka semakin efisien," jelasnya.