Bisnis.com, JAKARTA — Hungaria tidak keberatan memenuhi permintaan Kremlin menggunakan rubel Rusia untuk membayar impor gas dari negara tersebut. Hal ini disampaikan oleh Viktor Orban usai menerima panggilan telepon dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Kami sama sekali tidak kesulitan membayar dalam rubel, jadi, jika Rusia memintanya, kami akan membayarnya dalam rubel," kata Orban, nengutip Bloomberg, Kamis (7/4/2022),
Adapun permintaan Putin untuk dibayar dalam mata uang Rusia telah menggetarkan pasar gas selama berhari-hari. Para pedagang gelisah dampaknya terhadap pasokan.
Beberapa negara Uni Eropa, seperti Prancis, mengatakan permintaan itu bukan pelanggaran kontrak karena perusahaan masih dapat membayar dalam euro. Negara lainnya seperti Denmark mengutuk permintaan Kremlin, .
Pada saat yang sama, Orban, pemimpin Uni Eropa yang memiliki hubungan paling dekat dengan Putin, menolak anggapan bahwa dia adalah sekutu Putin. Dia mengatakan, Hungaria sebagai anggota UE, mendukung sanksi ekonomi atas invasi Moskow ke Ukraina, dan juga bagian dari aliansi militer NATO.
Orban mengatakan sedikit tentang rencananya segera setelah partainya secara tak terduga mempertahankan mayoritas parlemen dalam pemungutan suara hari Minggu. Dia mengatakan dia tidak akan menunjuk kabinet baru sampai Mei, ketika dia berharap untuk memiliki kejelasan lebih lanjut tentang di mana dia perlu memfokuskan kebijakan.
Sementara itu Hungaria saat ini telah mendapatkan reaksi keras dar, termasuk dari Polandia, sekutu terdekat. Pasalnya Hungaria disebut mendukung Rusia, dengan kebijakan melarang pasokan senjata ke Ukraina dan menolak perluasan sanksi Uni Eropa terhadap minyak dan gas rusia.
Orban mengatakan dia akan bekerja untuk memperbaiki hubungan dengan Warsawa, yang dia katakan sangat penting untuk membantu Hungaria menolak tuntutan Uni Eropa untuk perubahan.