Bisnis.com, JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk. telah mengantongi kontrak baru senilai Rp3,9 triliun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Pada tahun ini perseroan optimistis untuk mencatatkan peningkatan kontrak baru.
Direktur Human Capital dan Sistem Adhi Karya Agus Karianto mengatakan raihan kontrak tersebut berdasarkan tipe pengerjaannya terdiri atas 29 persen proyek jalan, 30 persen proyek gedung, dan proyek infrastruktur lainnya sebesar 40 persen.
Sementara itu, dari sumber pendanaan raihan kontrak-kontrak baru tersebut terdiri atas sumber pendanaan dari pemerintah sebesar 33 persen, BUMN 16 persen, serta swasta sebesar 61 persen.
"Kontrak baru tersebut dari lini bisnis konstruksi dan energi 85 persen, properti 7 persen, dan sisanya lainnya," ujarnya dalam rapat umum pemegang saham tahunan yang digelar pada Kamis (7/4/2022).
Agus mengungkapkan, pada tahun ini pihaknya optismistis untuk mencetak pertumbuhan raihan kontrak baru yang signifikan. Pasalnya, pada tahun lalu banyak kontrak-kontrak proyek infrastruktur yang tertunda.
Dia menuturkan bahwa sepanjang 2022 pertumbuhan raihan kontrak baru bisa mencapai 19 persen-20 persen karena ada pergeseran kontrak dari tahun lalu ke tahun ini.
Baca Juga
"Pada tahun lalu ada pergeseran kontrak senilai Rp9 triliun. Jadi target target kontraknya Rp15 triliun-- Rp28 triliun," jelasnya.
Adapun, sepanjang 2021, emiten berkode saham ADHI tersebut telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp15,2 triliun yang meliputi lini bisnis Engineering dan Konstruksi sebesar 90 persen, Properti sebesar 9 persen, dan sisanya berasal lini bisnis lainnya.
Berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan sebesar 26 persen, proyek gedung sebesar 30 persen, serta proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan irigasi, landfill, jaringan gas rumah tangga, dan lainnya sebesar 44 persen.