Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk memperbarui dokumen keterbukaan informasi ke otoritas bursa Amerika Serikat mengenai kepemilikannya sahamnya di Twitter Inc.
Mengutip Bloomberg, Rabu (6/4/2022), Elon Musk mengklasifikasikan dirinya sebagai investor aktif, dan berencana membawa perbaikan dengan menduduki kursi direksi di Twitter.
CEO Tesla ini telah mengajukan formulir 13D ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS pada Selasa (5/4/2022), mengungkapkan pembeliaan saham Twitter sebesar 9,1 persen. Dokumen baru menunjukkan bahwa Musk berencana untuk mengambil peran aktif dalam membentuk agenda Twitter.
Penunjukan dewan direksi mengakhiri kemungkinan Musk melakukan pengambilalihan Twitter. Pasalnya kepemilikan direksi dibatasi pada 14,9 persen selama periode menjabat. Kendati demikian, kepemilikan Elon Musk saat ini telah membuatnya menjadi pemegang saham terbesar Twitter.
Musk, dalam pengarsipan 13D, mengungkapkan bahwa dia menggunakan uang tunai untuk melakukan pembelian sahamnya hampir setiap hari dari 31 Januari hingga 1 April. Harga pembelian berkisar antara US$32,80 hingga US$40,30. Adapun saham Twitter parkir pada level US$50,98, Selasa (5/4/2022) waktu New York.
Musk adalah salah satu tokoh terbesar di Twitter dan secara teratur memancing kehebohan di media social tersebut. Dia saat ini berusaha untuk keluar dari kesepakatan 2018 dengan SEC yang menempatkan kendali terkait dengan tweetnya tentang Tesla.
Baca Juga
Pada Senin malam, Musk bertanya kepada pengguna Twitter dalam sebuah polling apakah mereka ingin memiliki tombol edit. Tahun lalu, dia melakukan polling kepada pengguna Twitter tentang apakah dia harus menjual 10 persen sahamnya di Tesla, yang mendapatkan mayoritas dukungan warganet.
“Sebagai anggota dewan baru, Musk berada dalam posisi untuk mempengaruhi potensi Twitter di luar berita dan acara langsung, dan dapat membantu menarik pengguna yang lebih muda,” kata Mandeep Singh, analis di Bloomberg Intelligence.
Meskipun tombol edit dan penghapusan bot adalah beberapa fitur yang Musk telah anjurkan secara terbuka baru-baru ini, analis memprediksi perubahan dewan dan manajemen Twitter kemungkinan akan terjadi dalam enam bulan ke depan jika perusahaan terus berkinerja buruk.
Twitter menanggapi polling Musk dengan mengatakan telah mengerjakan fitur edit sejak tahun lalu. Perusahaan akan menguji alat dalam layanan berlangganan Twitter Blue "untuk mempelajari apa yang berhasil, apa yang tidak, dan apa yang mungkin," menurut tweet tim komunikasi Twitter.
CEO Twitter Parag Agrawal mengatakan dia bersemangat tentang penunjukan Musk ke dewan direksi. “Dia adalah orang yang sangat percaya dan kritikus yang intens terhadap layanan, persis seperti yang kita butuhkan di @Twitter, dan di ruang rapat, untuk membuat kita lebih kuat dalam jangka panjang,” tulisnya dalam tweet.