Bisnis.com, JAKARTA - Perang antara Rusia dan Ukraina berpotensi berlangsung lebih lama. Hal tersebut disampaikan oleh mantan menteri keuangan RI M. Chatib Basri dalam dialog Indonesia Macroeconomic Updates 2022 pada Senin (4/4/2022).
Potensi bergulirnya perang yang cukup lama ini dapat dilihat dari sisi kekuatan ekonomi dan politik Rusia.
Pertama, dia mengungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki kekuatan politik yang kuat.
"Putin itu kuat bahkan secara konstitusi dia akan stay sampai 2035 atau 2036," ujar Chatib.
Kedua, dari segi ekonomi, Rusia memang terdampak perang. Namun, Rusia memiliki surplus ekonomi yang panjang dan cadangan devisa yang kuat.
Institute of International Finance (IIF) memperkirakan surplus transaksi berjalan akan mencapai US$240 miliar. Rusia diketahui memegang cadangan emas yang nilainya setara dengan US$100 miliar hingga US$140 miliar.
"Saya tidak bilang mereka akan bertahan, Tetapi ini akan membuat waktunya [perang] panjang," paparnya.
Jika perang berkepanjangan, maka implikasinya a.l. kekurangan pasokan energi, ketidakpastian, kenaikan inflasi dalam waktu yang relatif panjang.
"Karena kalau lihat war-nya prolonged itu yang harus kita antisipasi," ujar Chatib.
Chatib tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh fiskal sebagai dampak perang berkepanjangan tersebut. Meskipun, dia tetap yakin bahwa dampaknya tidak akan masif di sisi perdagangan dan finansial.