Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan mobil listrik dari tiga perusahaan startup di China, yakni Nio, Xpeng, dan Li Auto justru meningkat pada Maret dibandingkan dengan Februari, meskipun ada sejumlah hambatan.
Dilansir CNBC Internasional pada Jumat (1/4/2022), saham ketiga perusahaan itu bahkan bisa lebih tinggi dibandingkan dengan perdagangan pre-market di Amerika.
Hal itu terjadi di tengah kenaikan harga bahan baku dan kenaikan angka kasus Covid-19 di China yang dapat mengganggu produksi dan pengiriman. Beberapa dari perusahaan akhirnya memilih mengerek harga.
Xpeng berhasil mengirim mobil listrik terbesar pada Maret yakni sebesar 15.414 unit, naik 148 persen dari Februari. Sementara itu, total kendaraan yang dikirim selama kuartal I/2022 mencapai 34.561, naik 159 persen.
"Perusahaan mengaitkan penjualan yang kuat pada kuartal I karena meningkatnya kesadaran dan permintaan untuk produk EV pintar," ujar jurubicara Xpeng.
Selain itu, penjualan juga terakselerasi setelah menyelesaikan peningkatan teknologi pabrik di Zhaoqing pada Februari sehingga pesanan yang sempat macet pada 2021 dan pesanan baru tahun ini bisa segera terpenuhi.
Baca Juga
Adapun Li Auto melaporkan perbaikan pengiriman pada Februari. Namun, perusahaan mengaku operasi produksinya terdampak oleh kenaikan kasus Covid di China.
Li Auto yang sahamnya terdaftar di Amerika Serikat dan Hong Kong ini berhasil mengirim 11.034 SUV sport pada Maret, naik 31 persen dari Februari.
Selama kuartal I/2022, Li Auto berhasil mengirim 31.716 kendaraan, naik 152,1 persen seara year on year (yoy).
Sementara itu, Nio mengirim sebanyak 9.985 unit pada Maret, naik 62,8 persen dari Februari. Sebanyak 25.768 telah terkirim sepanjang kuartal I/2022, naik 28,5 persen (yoy).
Di antara ketiganya, Nio belum menaikkan harga kendaraannya. Nio juga akan bersiap untuk merilis SUV baru bernama ES7.