Bisnis.com, JAKARTA - Seiring membaiknya pasar dan geliat konsumsi sandang, industri tekstil bakal menangkap investasi senilai lebih dari Rp90 triliun pada tahun ini. Investasi jumbo tersebut digelontorkan di industri hulu yakni produsen rayon dan benang poliester karena permintaan yang meningkat dari industri antara dan hilir.
Direktur Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh mengatakan industri serat rayon akan menambah kapasitas dari 300.000 ton per tahun menjadi 600.000 ton per tahun dengan nilai investasi sekitar Rp90 triliun. Sedangkan untuk benang poliester, investasi untuk penambahan kapasitas kurang lebih US$60 juta atau sekitar Rp860 miliar.
"Untuk sektor intermediate juga demikian, banyak yang saat ini sedang membeli permesinan untuk menambah kapasitasnya," kata Elis kepada Bisnis, Sabtu (26/3/2022).
Dilihat dari faktor-faktor pertumbuhannya, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) diproyeksi akan membaik pada kuartal pertama tahun ini dari kontraksi sepanjang tahun lalu. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) sektor tekstil dan pakaian jadi terkontraksi -4,08 persen sepanjang 2021. Namun pada kuartal IV/2021 saja, sektor ini sudah mampu tumbuh 5,94 persen.
Adapun, menurut catatan Kemenperin, rata-rata utilitas kapasitas industri tekstil pada tahun lalu tercatat sebesar 69,42 persen, 74,4 persen untuk industri pakaian jadi, dan 72,05 persen untuk industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki.
Dari sisi volume produksi, industri tekstil menghasilkan 6,92 juta ton produk pada 2021, turun dari tahun sebelumnya 7,20 juta ton. Sedangkan volume produksi pakaian jadi tumbuh 14,47 persen dari 1,41 juta ton pada 2020 menjadi 1,62 juta ton pada 2021.
Baca Juga
Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 33,42 persen dari 793,8 juta pasang menjadi 1.05 miliar pasang pada 2021.
Elis menambahkan sektor alas kaki juga tidak ketinggalan dalam hal penambahan investasi. Pabrikan pemilik merek Nike telah berkomitmen menambah kapasitas produksi dari 150 juta pasang per tahun menjadi 220 juta pasang per tahun.
"Tentu saja ini menambah kapasitas industri yang sudah eksisting mengerjakan order-order Nike dan juga menambah industri baru yang mengerjakan order tersebut," ujarnya.