Bisnis.com, JAKARTA - Satgas Pangan Polri memastikan ketersediaan pangan aman jelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Meski demikian, tak dipungkiri sejumlah harga pangan di pasaran ada yang merangkak naik akibat dampak invasi Rusia ke Ukraina.
"Pengaruh krisis energi dan pangan internasional dan juga dampak invansi Rusia ke Ukraina yang berpengaruh pada naiknya harga pangan dan energi internasional," jelas Kasatgas Pangan Polri, Irjen. Pol. Helmy Santika dikutip dari laman resmi Polri, Sabtu (26/3/2022).
Dari pantauan yang dilakukan, sejumlah kebutuhan pangan yang harganya mengalami kenaikan itu antara lain minyak goreng, kedelai, gula dan daging sapi.
Untuk minyak goreng, kata dia, kenaikan harga disebabkan karena tingginya harga Crude Palm Oil (CPO), yaitu minyak sawit mentah yang merupakan bahan baku minyak goreng.
Baca Juga
Sedangkan komoditas lainnya itu disebabkan karena masih tergantung dengan impor, dimana harga pangan dunia mengalami fluktuasi.
“Di dalam negeri, yang menjadi pembahasan hangat yakni kenaikan harga minyak goreng, yang lebih disebabkan oleh naiknya harga CPO sebagai bahan utama minyak goreng, serta beberapa komoditas lain yang pemenuhannya sebagian besar masih tergantung impor, seperti kedelai, gula dan daging sapi,” jelasnya.
Meski sejumlah komoditas itu mengalami kenaikan harga, ia memastikan pasokan barang dan distribusi aman.
“Secara umum, sesuai data yang dishare dari stakeholder terkait dengan stok dan ketersediaan serta distribusi pangan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri Insya Allah cukup,” kata dia.
Sementara itu dikutip dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), sejumlah komoditas mengalami kenaikan sejak sebulan terakhir.
Beberapa komoditas itu antara lain, minyak goreng curah dari sebelumnya Rp17 ribu per kg menjadi Rp19,450 per kg, minyak goreng kemasan I dari sebelumnya Rp19,450 per kg menjadi Rp25,100 per kg, gula pasir dari Rp14,750 per kg menjadi Rp15 ribu per kg dan daging sapi dari Rp126,350 per kg menjadi Rp127,950 per kg.