Bisnis.com, JAKARTA - PT Medco Power Indonesia melalui dua anak perusahaannya menandatangani perjanjian jual beli listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT PLN (Persero) untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bali.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menyatakan harga jual listrik PLTS yang dibangun anak perusahaan PT Medco Energi Internasional Tbk. itu diklaim sangat murah karena di bawah US$6 sen per kWh atau setara dengan Rp868 per kWh (dengan asumsi kurs dolar AS Rp14.400).
“Yang jelas di bawah US$6 sen per kWh. Itu sudah murah sekali,” jelas Rida saat ditemui setelah penandatangan PPA, dalam acara Energy Transition Working Group (ETWG) 1, Kamis (24/03/2022).
PLTS Bali Barat memiliki kapasitas 25 Megawatt peak (MWp) dengan harga listrik US$5,9248 per kWh. Adapun PLTS Bali Timur dengan harga jual listrik US$5,5922 per kWh.
Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menyebutkan harga listrik dari pembangkit listrik EBT hampir dipastikan akan semakin menurun. Hal ini ditunjukkan dengan harga listrik PLTS pada 2015 masih sekitar US$25 sen per kWh.
Namun, saat ini sudah bisa mendekati US$10 sen kWh. Bahkan, terbaru, PLN membuka lelang pembangkit EBT dengan harga US$3,5 sen per kWh.
“Tujuh tahun lalu solar harganya US$25 sen per kWh tapi pada 2017 berkurang di bawah US$10 sen per kWh,” kata Darmawan.
Darmawan sebelumnya menyampaikan bahwa rata-rata biaya untuk PLTS tanpa baterai mulai US$3,5 sen, PLTU mulai US$5 sen, dan PLTS dengan baterai US$12 sen
Selain PPA untuk PLTS di Bali, PLN juga melakukan penandatanganan PPA untuk jual beli listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Sukarema berkapasitas 7 Megawatt (MW) di Lampung dengan PT Lampung Hydroenergi di mana harga listriknya disepakati sebesar Rp945 per kWh.
Selanjutnya PPA dengan PT Arkora Energi Baru untuk jual beli listrik PLTM Kukusan berkapasitas 1,54 MW di Lampung dengan harga Rp943 per kWh. “Ini untuk melistriki 56 ribu rumah tangga di Lampung,” kata Darmawan.