Bisnis.com, JAKARTA – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memiliki komitmen kuat dalam pengembangan sumber daya manusia khususnya di bidang kelapa sawit. Salah satunya melalui pengembangan lembaga pendidikan khusus kelapa sawit.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Mohammad Abdul Ghani bersama dengan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meresmikan Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) yang dikelola oleh PT LPP Agro Nusantara, anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Menurut Abdul Gani, ITSI saat ini memiliki 6 program studi khusus Sarjana (S1), yakni Agribisnis, Proteksi Tanaman, Sistem dan Teknologi Informasi, Teknik Kimia, Budidaya Perkebunan, dan Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.
“Ini salah satu upaya pengembangan SDM di lingkup perkebunan kelapa sawit. ITSI merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan industri kelapa sawit yang modern, maju dan berkelanjutan,” kata Ghani dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/3/2022).
Lebih lanjut Abdul Ghani menjelaskan jika kehadiran ITSI membuat SDM perkebunan Indonesia menjadi lebih kompetitif. Sumatera, kata Ghani, adalah center of power perkebunan Indonesia, terutama kelapa sawit, sehingga pendirian ITSI di Sumatera Utara merupakan keputusan yang tepat
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berharap agar ITSI mampu menjalankan fungsi sebagai pusat pendidikan, riset, dan inovasi kelapa sawit unggulan di Indonesia. Sehingga akselerasi pembangunan industri kelapa sawit dari hulu ke hilir semakin pesat dan mampu membangun ketahanan pangan nasional serta mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
Baca Juga
“Perguruan Tinggi sepantasnya melahirkan dan menciptakan civitas akademika yang terpelajar, memiliki semangat, pemikiran yang kreatif, mandiri, dan inovatif agar dapat membangun bangsa di berbagai sektor khususnya sektor perkebunan kelapa sawit,” harap Abdul Ghani.
Rektor ITSI, Aries Sukariawan dalam acara Peluncuran ITSI menjelaskan capaian pembelajaran di ITSI harus sejalan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kemendikbud Ristek, terutama mengenai Link and Match dengan dunia usaha dan dunia industri.
“Berbagai bentuk kegiatan MBKM yang dicanangkan ITSI dikolaborasikan dengan program Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami juga menggandeng stakeholder perusahaan perkebunan dan agribisnis baik holding BUMN, swasta, instansi pemerintah, lembaga dan balai penelitian, organisasi perkebunan, lembaga pendidikan dan mitra perbankan,” lanjut Aries.
Awalnya ITSI bernama Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) lalu bertransformasi sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 558/E/O/2021 tentang Izin Perubahan Bentuk Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) menjadi Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara.