Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa perbaikan ekonomi global diperkirakan terus berlanjut namun berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Hal ini dikarenakan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global sejalan dengan eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Perry mengatakan, eskalasi geopolitik yang diikuti oleh pemberlakuan sanksi ke Rusia akan mempengaruhi transaksi perdagangan, pergerakan harga komoditas dan pasar keuangan global.
“Pertumbuhan berbagai negara Eropa, Amerika Serikat, Jepang, China, dan India berpotensi lebih rendah dari proyeksi sebelumnya,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/3/2022).
Di samping itu, menurut Perry, volume perdagangan dunia berpotensi lebih rendah dari sebelumnya sejalan dengan risiko tertahannya pemulihan ekonomi global dan gangguan rantai pasokan yang masih berlangsung.
Dunia juga menghadapi tantangan harga komoditas yang meningkat, termasuk harga komoditas energi, pangan, dan logam, sehingga diperkirakan akan memberikan tekanan pada inflasi global.
Baca Juga
“Eskalasi perang juga menambah ketidakpastian keuangan global di samping kenaikan suku bunga the Fed dan normalisasi kebijakan moneter negara maju sebagai respon kenaikan inflasi,” jelas Perry.
Dia menambahkan, sejumlah tantangan global tersebut menyebabkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia.