Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Anjlok 50 Persen, Pemerintah Diminta Buka Impor Bawang Merah

Pemerintah diminta untuk membuka keran impor bawang merah akibat merosotnya produksi dalam negeri menjelang lebaran.
Petani menjemur bawang merah di desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/9/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Petani menjemur bawang merah di desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/9/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Pakar Agribisnis dari IPB University Bayu Krisnamurthi menyarankan pemerintah untuk membuka keran impor bawang merah menyusul anjloknya produksi dalam negeri menjelang lebaran nanti.

“Solusi impor adalah solusi jangka pendek jelang Ramadaan dan Lebaran. Solusi terbaik tetap dengan menguatkan produksi dalam negeri, tetapi tentunya bukan untuk jangka satu dua bulan ini,” kata Bayu melalui pesan WhatsApp, Jumat (11/3/2022).

Di sisi lain, Bayu meminta pemerintah untuk melibatkan petani dan pedagang bawang merah di sentra produksi terkait dengan manuver impor tersebut. Alasannya, impor bawang merah bakal berdampak langsung pada daya saing produksi dalam negeri saat kondisi kembali pulih nantinya.

“Jika opsi impor diambil, perlu dipertimbangkan untuk melibatkan petani dan pedagang bawang di sentra produksi agar hal tersebut tidak menambah beban para petani. Dan hal itu sebenarnya punya preseden di masa yang lalu,” kata dia.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan per Kamis (10/3/2022), harga bawang merah sudah di angka Rp37.000 per kilogram atau naik 13,85 persen secara bulanan.

Kenaikan harga bawang merah disebabkan karena turunnya produktivitas bawang merah mencapai 50 persen menjadi 4 ton per hektar di sebagian besar sentra produksi seperti Brebes, Bima, Solok, Nganjuk, dan Probolinggo lantaran cuaca buruk pada awal tahun ini.

Adapun pasokan indikatif bawang merah rata-rata sepekan terakhir mencapai 639,62 ton per hari di 20 pasar induk pantauan Kemendag. Angka itu 5,64 persen di atas pasokan normal sebesar 605,50 ton.

Sementara itu, pasokan bawang merah di pasar Induk Kramat Jati mencapai 112 ton per hari atau 14,29 persen lebih tinggi dari pasokan normal sebesar 98 ton.

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan menuturkan dirinya mengkhawatirkan kenaikan harga bawang merah dan cabai yang belakangan naik signifikan akibat anjloknya produksi dua komoditas itu di sejumlah sentra produksi.

Sebagai tindak lanjut, Oke menuturkan dirinya sudah bersurat ke Kementerian Pertanian untuk meminta izin impor di tengah potensi gejolak harga bawang merah saat lebaran nanti.

“Perdagangan kan enggak boleh impor tanya ke Kementan, dari pada harga tinggi ya impor tapi saya kan tidak melakukan importasi, mereka merekomendasikan enggak impor? Kalau enggak rekomendasi, ga keluar-keluar biarin aja masyarakat dirugikan tapi jangan salahkan Kemendag,” kata Oke kepada Bisnis, Jumat (11/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper