Bisnis.com, JAKARTA — Kelangkaan minyak goreng di pusat perbelanjaan ritel modern disebabkan oleh terhambatnya pasokan dari distributor serta ulah para spekulan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengakui masih adanya kelangkaan pasokan minyak goreng murah di sejumlah ritel modern hingga pekan ini. Keterbatasan pasokan minyak goreng itu juga terjadi di sebagian wilayah Jabodetabek.
Roy mengatakan kelangkaan itu disebabkan karena pasokan dari distributor yang terhambat akibat ulah spekulan yang membuat harga di tengah masyarakat tertahan tinggi sejak akhir tahun lalu.
“Saat ini pasokan sedang dilancarkan oleh pemerintah kita sudah dapat informasi kemarin itu per Senin [7/3/2022] produsen dan distributor melaporkan produksi minyak goreng murah sudah menyentuh di angka 371 juta liter,” kata Roy melalui sambungan telepon, Selasa (8/3/2022).
Dengan demikian, kata Roy, dari sisi produksi minyak goreng murah belakangan ini sudah mulai pulih untuk menekan gejolak harga di tengah masyarakat.
Di sisi lain, dia mengatakan, asosiasinya mengusulkan kepada pemerintah untuk melabeli minyak goreng murah hasil domestic market obligation (DMO) dengan tanda harga eceran tertinggi (HET) pada badan kemasan. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi praktik penimbunan yang dilakukan sebagian distributor nakal.
Baca Juga
“Dengan mencantumkan HET maka masyarakat akan ikut mengawasi pasokan minyak goreng murah itu,” kata dia.
Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag, harga minyak goreng curah masih tertahan tinggi di angka Rp16.000 per liter pada Senin (7/3/2022). Sementara itu, harga minyak goreng kemasan sederhana berada di angka RP16.600 atau mengalami kenaikan 0,61 persen dari posisi Rp16.500 pada Jumat (4/3/2022).
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi geram setelah mengetahui distributor menahan pasokan minyak goreng hasil domestic market obligation (DMO) yang menyebabkan harga komoditas strategis itu tertahan tinggi hingga pekan ini.
Lutfi membeberkan motif menahan pasokan itu dilatarbelakangi spekulasi jika pemerintah bakal mencabut ketentuan harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng akibat harga minyak nabati di pasar dunia yang melonjak sejak awal tahun ini.
“Orang sedang berspekulasi bahwa pemerintah akan mencabut HET yang tidak akan saya cabut dan kita punya minyak yang sangat banyak, kita tahu minyaknya sekarang di mana, kalau mereka tidak keluarkan akan kami tidak tegas,” kata Lutfi kepada Bisnis, Selasa (8/3/2022).
Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag), stok minyak goreng murah hasil DMO minyak sawit mentah itu sudah mencapai 500 ribu ton hingga pekan ini. Stok itu, kata Lutfi, dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga dua bulan mendatang atau saat lebaran nanti.
“Mereka itu sekarang sedang mencari untung dalam kesempitan, mereka itu ingin agar saya mencabut HET terus mereka banjiri [minyak goreng] dibeli Rp10.300 lalu jual Rp17.000 hingga Rp18.000, harga dunia lagi tinggi mereka tahan barangnya, saya mau tendang-tendagi Minggu ini,” kata dia.