Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor China Tumbuh Moderat Hingga Februari 2022

Ekspor China yang tumbuh moderat menunjukkan permintaan global yang semakin stabil meskipun banyak ancaman di depan mata.
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor China tumbuh moderat hingga akhir Februari 2022 secara year-to-date (ytd). Hal itu menunjukkan permintaan global yang semakin stabil meskipun banyak ancaman di depan.

Dilansir Bloomberg pada Senin (7/3/2022), Administrasi Umum Bea Cukai China melaporkan nilai ekspor dalam dolar tumbuh 16,3 persen pada periode Januari - Feberuari 2022 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Capaian itu berhasil melampaui survei ekonom Bloomberg sebesar 14 persen. Sementara ekspor pada Desember 2021 tercatat tumbuh 20,9 persen.  

"Perdagangan luar negeri China melihat awal yang stabil, meskipun lingkungan eksternal untuk pengembangan perdagangan luar negeri saat ini lebih kompleks dan tidak pasti," kata Li Kuiwen, juru bicara Administrasi Umum Kepabeanan, menurut media pemerintah CCTV.

Impor China tercatat tumbuh 15,5 persen selama Januari - Februari atau di bawah target ekonom tumbuh sebesar 17 persen. Selanjutnya surplus perdagangan di Negeri Panda mencapai US$116 miliar hingga akhir Februari 2022.

Adapun, aktivitas perekonomian China cenderung bergejolak selama dua bulan pertama tahun ini akibat libur panjang Tahun Baru Imlek. Selain itu, penyebaran virus di beberapa bagian negara juga menyebabkan sejumlah operasi bisnis berhenti sementara.

Sementara itu, ekspor baja China turun 19 persen secara tahunan menjadi 8,23 juta metrik ton pada Januari - Februari 2022. Selanjutnya, impor minyak mentah turun 4,9 persen, impor gas alam turun 3,8 persen, dan impor kedelai naik 4,1 persen.

Ketegangan Rusia-Ukraina dan lonjakan harga minyak disebut telah mengalihkan fokus ke pasokan energi. Pada pengarahan terpisah oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional pada Senin, Wakil Ketua Lian Weiliang mengatakan sumber minyak mentah China, gas alam terdiversifikasi dan kontrak jangka panjang berkontribusi sangat besar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper