Bisnis.com, JAKARTA - China perlu kembali mengurangi beban suku bunga pinjaman pada konsumen dan pelaku usaha setelah pemangkasan pajak untuk mendorong konsumsi.
Hal itu diungkapkan oleh Eks Wakil Menteri Pimpinan Pusat untuk Urusan Keuangan dan Ekonomi China Yang Weimin dalam wawancaranya bersama 21st Century Business Herald, seperti dilansir Bloomberg pada Senin (7/3/2022).
"Memangkas pajak dan biaya memang sangat penting, tetapi begitu juga dengan memangkas suku bunga [pinjaman]," ujarnya.
Sebelumnya, China mengumumkan target pertumbuhan PDB pada 2022 sebesar 5,5 persen dan pemangkasan pajak dan pengembalian dana sebesar 2,5 triliun yuan (US$395 miliar) dalam pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC).
Yang saat ini bertugas sebagai Deputi Direktur Komite untuk Urusaan Ekonomi Komite Nasional NPC.
Menurutnya, pemangkasan pajak akan berperan penting dalam mengurangi kesulitan operasi bisnis. China memangkas lebih dari 1 triliun yuan pajak dan biaya pada tahun lalu, dan menurunkan tingkat bunga rata-rata pinjaman perusahaan sebesar 0,1 persen.
Baca Juga
Dengan menurunkan suku bunga pinjaman akan mendorong konsumsi dengan meningkatkan porsi pendapatan dari sektor rumah tangga dan mengurangi dari sektor keuangan.
Dia mengatakan target pertumbuhan China tahun ini membutuhkan kerja keras untuk mencapainya pada saat kinerja ekonomi yang lesu pada kuartal III dan IV.