Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Bakal Larang Impor Minyak Rusia, Harga Berjangka Bakal Tembus US$200

Harga minyak berjangka diperkirakan berpeluang menembus US$200 per barel sebelum akhir Maret lantaran adanya isu embargo suplai dari Rusia oleh Amerika.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah trader minyak memperkirakan harga minyak berjangka bisa menembus US$200 per barel sebelum akhir Maret lantaran adanya isu embargo suplai dari Rusia oleh Amerika.

Dilansir Bloomberg pada Senin (7/3/2022), harga opsi beli naik pada Senin seiring dengan kemungkinan pemangkasan suplai dari Rusia, salah satu eksportir minyak terbesar di dunia.

Sekitar 200 kontrak untuk opsi membeli Brent berjangka pada Mei dengan harga US$200 per barel pada Senin, menurut data ICE Futures Europe.

Opsi tersebut akan berakhir pada 28 Maret, tiga hari sebelum kontrak selesai. Harga beli naik 152 persen sekitar US$2,39 per barel.

Adapun kontrak opsi beli minyak Brent Juni senilai US$150 per barel naik dua kali lipat pada Jumat, menurut ICE. Sementara biaya opsi beli US$180 naik 110 persen.

Kontrak brent pada Mei melonjak drastis pada Senin pagi lantaran kepanikan yang timbul dari wacana larangan minyak mentah Rusia di tengah gangguan pasokan Libya dan pembicaraan nuklir Iran yang masih jalan di tempat.

Biaya mulai terkerek untuk membeli opsi pada minyak mentah seiring dengan yang dikatakan JPMorgan Chase & Co pada pekan lalu bahwa minyak Brent dapat ditutup US$185 per barel jika pasokan dari Rusia masih terhambat.

Sebelumnya, DPR AS menjajaki rancangan undang-undang yang akan melarang impor produk minyak dan energi Rusia sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina.

Sementara itu, Australia & New Zealand Banking Group Ltd. memperkirakan adanya dampak sanksi dari negara-negara terhadap pipa dan pasokan minyak laut sebesar 5 juta barel per hari.

Perlu diketahui, Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Anggota OPEC+ telah mengekspor minyak mentah, kondensat, dan produk minyal sekitar 7,8 juta barel per hari pada Desember 2021, menurut International Energy Agency.

Mereka memasok bahan bakar utama seperti diesel, bahan bakar minyak, vacuum gasoil, dan bahan baku petrokimia yang dikenal sebagai nafta untuk kawasan Eropa, Amerika, dan Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper