Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bahan Baku Terus Naik, Panca Budi Sebut Permintaan Masih Kuat

PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) kenaikan harga bahan baku tidak menyurutkan permintaan industri plastik yang kuat.
Plastik kemasan Panca Budi Idaman. Selain diversifikasi produk, perseroan juga masih akan melakukan strategi memperluas pangsa pasar dan jaringan distribusi, meningkatkan kualitas produk dan brand value, dan melakukan efisiensi operasional tentu juga menjalankan protokol kesehatan yang baik. /Panca Budi Idaman.
Plastik kemasan Panca Budi Idaman. Selain diversifikasi produk, perseroan juga masih akan melakukan strategi memperluas pangsa pasar dan jaringan distribusi, meningkatkan kualitas produk dan brand value, dan melakukan efisiensi operasional tentu juga menjalankan protokol kesehatan yang baik. /Panca Budi Idaman.

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri plastik bersiap kembali menghadapi kenaikan harga bahan baku seiring terkereknya harga minyak dunia menyusul konflik Rusia-Ukraina.

Produsen kemasan plastik PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) mengatakan kenaikan harga bahan baku telah berlangsung sejak tahun lalu, dimana harga minyak dunia menembus US$85 per barel hingga kini di angka US$110 per barel.  

Namun demikian, Direktur Panca Budi Lukman Hakim mengatakan kenaikan harga bahan baku tidak menyurutkan permintaan yang kuat di tengah pemulihan ekonomi dan sektor pariwisata.

"Sekarang demand masih kuat dan sebentar lagi bulan Ramadan dan Idulfitri, tentunya permintaan akan naik," ujar Lukman kepada Bisnis, Jumat (4/3/2022).

Lukman melanjutkan penguatan permintaan terutama datang dari sektor makanan minuman (mamin). Selain itu, meningkatnya tren pemesanan makanan secara online juga ikut andil mengerek permintaan kemasan.

"Harga bahan baku memang sudah naik dari tahun kemarin secara bertahap," lanjutnya.

Mengenai pasokan bahan baku, Lukman mengatakan perseroan bekerjasama dengan lebih dari 20 pemasok petrokimia dari luar negeri untuk memastikan kecukupan kebutuhan produksi. Tahun ini, Panca Budi membidik pertumbuhan penjualan pada rentang 10 persen hingga 15 persen.

Utilitas kapasitas produksi diprediksi dapat dipertahankan di angka 80 persen dari total kapasitas 130.000 ton per tahun. Total kapasitas produksi tersebut meningkat dari tahun lalu 125.000 ton.

Sebelumnya, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan utilitas kapasitas produksi sempat menurun terdampak pembatasan pergerakan akibat Covid-19 varian Omicron.

Namun, pada awal Maret 2022, produsen telah kembali menggenjot produksi untuk persiapan lebaran meski di tengah kenaikan harga bahan baku. Selain terpacu momentum lebaran, membaiknya produksi juga didorong geliat sektor pariwisata dan pesta.

"Industri pariwisata dan pesta sudah mulai bergeliat, demand sudah lebih baik daripada pertengahan Februari pada saat Omicron masih tinggi-tingginya," ujar Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper